Perwakilan dari 47 kelenteng meriahkan perayaan Bwee Gee

id Bwee GeeKudus,perayaan tionghoa,penganut tri dharma

Perwakilan dari 47 kelenteng meriahkan perayaan Bwee Gee

Suasana kirab dalam perayaan Bwee Gee di Kabupaten Kudus, Provinsi Jawa Tengah, Minggu (8/1/2023). (ANTARA/Akhmad Nazaruddin Lathif)

Kudus (ANTARA) - Ratusan penganut Tri Dharma dari 47 kelenteng di Tanah Air memeriahkan perayaan Bwee Gee atau hari berterima kasih kepada Dewa Bumi yang berlangsung di Kabupaten Kudus, Provinsi Jawa Tengah, Minggu.

Cuaca panas Kota Kudus tidak mengendurkan semangat peserta mengikuti kirab perayaan Bwee Gee, termasuk peserta yang harus membawa tandu dengan arca dewa yang tidak ringan di dalamnya. Acara perayaan Bwee Gee menarik perhatian warga Kudus dan sekitarnya. Mereka sejak pagi menanti di sepanjang rute jalan yang akan dilalui oleh peserta kirab untuk menyaksikan arak-arakan penganut Tri Dharma.

Kirab Bwee Gee yang dimulai pukul 10.30 WIB meliputi arak-arakan arca dewa, pertunjukan liong dan barongsai, serta ritual tang sien.  Bupati Kudus Hartopo menghadiri perayaan Bwee Gee dan melepas rombongan peserta kirab, yang dimulai dari Tempat Ibadah Tri Dharma Hok Hien Bio di Jalan Ahmad Yani Kudus.

Menurut Penasihat Klenteng Hok Hien Bio Kudus Liong Kok Tjun, perayaan Bwee Gee yang sempat ditiadakan semasa pandemi COVID-19 kini digelar kembali di Kudus dengan dukungan kelenteng-kelenteng di Tanah Air.

Baca juga: Tim Gegana sterilisasi vihara dan klenteng di MataramBaca juga: Penumpang di Bandara Lombok meningkat 60 persen selama Natal dan tahun baru

Kirab Bwee Gee merupakan ungkapan rasa terima kasih kepada Dewa Bumi (Ho tik Tjing Sien) karena telah menjaga dan memelihara alam semesta dan membuat penganut Tri Dharma bisa mendapatkan rezeki melimpah. "Bwee Gwee mempunyai arti yang luas, tidak hanya untuk umat Tri Dharma, melainkan untuk masyarakat pada umumnya," kata Liong Kok Tjun.

Sebelum kirab, dia mengatakan, umat Tri Dharma juga menggelar ritual tolak bala agar alam semesta lebih bersahabat dan tidak ada lagi bencana yang memberatkan masyarakat.