Perludem katakan partai politik merupakan institusi paling kuat

id Partai politik,Sistem proporsional tertutup,Sistem proporsional terbuka,Pemilu 2024

Perludem katakan partai politik merupakan institusi paling kuat

Tangkapan layar Pembina Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Titi Anggraini dalam diskusi bertajuk “Utak-Atik Pemilu 2024”, dipantau dari kanal YouTube Hati Pena TV, Jakarta, Jumat (13/1/2023). ANTARA/Putu Indah Savitri

Jakarta (ANTARA) - Pembina Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Titi Anggraini mengatakan partai politik (parpol) saat ini merupakan institusi paling kuat karena memiliki akses kepada DPR, DPRD, presiden, wakil presiden, hingga sekitar 90 persen kepala daerah.

“Posisi hari ini, partai politik itu mengakses hampir semua lini kekuasaan. Jadi, kalau ditanya soal kuat, partai politik itu adalah institusi yang paling kuat untuk saat ini,” kata Titi dalam diskusi bertajuk “Utak-Atik Pemilu 2024”, dipantau dari kanal YouTube Hati Pena TV, Jakarta, Jumat.

Bahkan, tutur Titi Anggraini, posisi-posisi lembaga negara independen pun ada yang berasal dari partai politik. “Kalau bicara soal kekuatan nih, ya,” ucapnya.
Dengan demikian, ia menilai bahwa partai politik merupakan institusi yang sulit untuk dihentikan ketika sudah memiliki target atau keinginan. “Itu memang bisa kita lihat dari beberapa produk legislasi,” kata Titi.

Oleh karena itu, kata Titi, penting untuk mendorong demokratisasi internal partai sehingga partai yang mengakses semua lini kekuasaan di negara ini dapat menjadi partai yang demokratis. “Itu tantangan kita,” ucap Titi.

Baca juga: Peneliti TII sebut Parpol perlu kerja masif rekrut caleg
Baca juga: Perludem sebut proporsional terbuka beri ruang veto pilihan partai


Pernyataan tersebut ia sampaikan ketika disinggung mengenai ramainya perdebatan sistem proporsional terbuka dan sistem proporsional tertutup untuk Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. Salah satu argumen dari sisi pendukung sistem proporsional tertutup adalah mendorong demokratisasi internal partai politik guna melahirkan kader-kader terbaik yang siap untuk menempati kursi sebagai anggota legislatif.

Bagi Titi, apa pun sistem yang terpilih nantinya, demokratisasi internal partai politik tetaplah harus menyertai pemilu di Indonesia. “Jadi, itu yang bagi saya harus kita tuntaskan. Apa pun pilihan sistemnya, demokrasi internal partai itu harus juga menyertai,” ucapnya.