Jakarta (ANTARA) - Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) memperkirakan ekonomi Indonesia bisa berlanjut tumbuh dengan baik pada 2023 jika permintaan domestik meningkat. "Ekonomi kita kan domestic demand-nya (permintaan domestik) gede. Selama kita menjaga domestic demand yang sekitar 80 persen lebih dari ekonomi kita harusnya kita masih bisa tumbuh dengan baik,” kata Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa dalam konferensi pers virtual di Jakarta, Kamis.
Ia menuturkan salah satu upaya menjaga permintaan adalah menjaga daya beli masyarakat dan memastikan sistem intermediasi perbankan berjalan. Menurut dia, meski daya tahan perekonomian Indonesia sepanjang 2022 masih terjaga dan relatif baik, namun harus tetap waspada dalam menghadapi risiko resesi global pada 2023, sehingga stabilitas dan penguatan pemulihan ekonomi tetap berlanjut.
"Kita memang harus mewaspadai apa yang kita hadapi tahun ini karena walaupun domestik aman, sistem finansial kita dijaga dengan baik tapi globalnya tidak jelas kan, banyak yang bilang global akan resesi," ujarnya.
Ia mengatakan perbaikan ekonomi dirasakan semua level masyarakat. Ekonomi Indonesia pada triwulan III-2022 tumbuh 5,72 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Pertumbuhan di atas lima persen itu menunjukkan pemulihan ekonomi yang terus berlanjut.
Baca juga: Peran LPS dalam menyelamatkan simpanan nasabah
Baca juga: BPR Kanti sabet penghargaan LPS Banking Award 2022
Menteri Keuangan Sri Mulyani di Jakarta, Senin (16/1), mengaku optimistis perekonomian Indonesia akan tumbuh 5,2 hingga 5,3 persen pada 2022, dengan kemungkinan pertumbuhan di kisaran lima persen pada triwulan IV tahun lalu.
Di saat yang bersamaan, inflasi domestik masih relatif rendah karena harga pangan berhasil tetap dijaga untuk stabil. Perbaikan ekonomi Indonesia semakin terlihat karena investasi yang sudah pulih kembali, ekspor yang tetap tinggi, dan pemulihan impor untuk mendukung industri manufaktur.
Selain itu, seluruh sektor perekonomian juga sudah pulih kembali, terutama sektor-sektor yang terhantam berat selama COVID-19 seperti sektor transportasi serta sektor akomodasi dan makanan minuman yang sempat terkontraksi 15 dan 10 persen.
Berita Terkait
LPS belum pertimbangkan asuransi wajib kendaraan bermotor
Kamis, 1 Agustus 2024 7:02
LPS menyiapkan dana Rp1 triliun bangun kantor di IKN
Selasa, 28 Mei 2024 16:04
LPS dukung BPR "go public" menuju pengelolaan semakin transparan
Kamis, 29 Februari 2024 6:05
Nasabah tak perlu khawatir BPR bangkrut sebab simpanan dijamin
Kamis, 29 Februari 2024 5:49
LPS proses pembayaran simpanan nasabah Perumda BPR Bank Purworejo Jateng
Selasa, 20 Februari 2024 19:40
Perekonomian terjaga ditopang kinerja investasi yang solid
Rabu, 7 Februari 2024 21:16
Lembaga penjamin polis bisa kembalikan kepercayaan ke asuransi
Selasa, 16 Mei 2023 18:40
Indonesia-Singapura sepakati percepatan kerja sama ekonomi digital
Selasa, 8 Oktober 2024 6:17