BNPB segera luncurkan sosialisasi PRB melalui SMS

id BNPB, sosialisasi PRB, melalui SMS

"Segera kami luncurkan program sosialisasi PRB melalui SMS, dan itu cukup praktis dalam upaya memahami kebencanaan," kata Deputi Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Dody Ruswandi.

Mataram (Antara Mataram) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana segera meluncurkan program sosialisasi pengurangan risiko bencana melalui pesan singkat agar mudah diketahui semua pihak.

"Segera kami luncurkan program sosialisasi PRB melalui SMS, dan itu cukup praktis dalam upaya memahami kebencanaan," kata Deputi Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Dody Ruswandi di Mataram, Selasa.

Dody mengungkapkan hal itu ketika menjelaskan rencana penyelenggaraan puncak peringatan bulan PRB tingkat nasional, yang dijadwalkan 7-11 Oktober 2013 di Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Puncak peringatan bulan PRB yang akan digelar di NTB itu merupakan kegiatan ketiga semenjak BNPB terbentuk. Kegiatan pertama dan kedua digelar di Yogyakarta.

Puncak peringatan bulan PRB di NTB itu akan diikuti sekitar 3.000 peserta, termasuk perwakilan dari sejumlah negara sahabat.

Rangkaian kegiatannya dikemas dalam 12 jenis even, yakni pameran dan panggung PRB yang dipusatkan di eks Bandara Selaparang Mataram, seminar riset kebencanaan di Hotel Lombok Raya, lomba PRB di eks Bandara Selaparang, bedah buku di Universitas Mataram (Unram), penanaman mangrove di sejumlah lokasi di Pulau Lombok, dan rally PRB di Pulau Lombok.

Event lainnya yakni bhakti sosial kesehatan dan mitigasi di Kota Mataram, pertemuan Forum PRB di Unram, pelatihan kesiapsiagaan di sejumlah lokasi, sosialisasi PRB di Hotel Lombok Raya, dan evakuasi mandiri PRB di Kabupaten Lombok Barat.

Selain seminar, bedah buku, rally PRB, peringatan bulan PRB di NTB itu juga diwarnai beragam lomba yang diikuti siswa-siswi SD hingga SMA. Masyarakat Mataram juga disuguhkan berbagai kesenian tradisional, pemutaran film dan pesta kuliner nusantara.

Dody mengatakan, saat ini telah terjadi pergeseran paradigma dalam penanganan bencana di Indonesia yang tidak hanya bersifat responsif tetapi lebih bersifat preventif dalam upaya mengurangi risiko dari bencana.

Penanganan bencana tidak lagi menekankan pada aspek tanggap darurat, tetapi lebih menekankan pada keseluruhan manajemen risiko bencana.

"Selain itu, diperlukan sinergi dan koordinasi antara berbagai pihak terkait pelaksanaan PRB dan Penanggulangan Bencana (PB) agar jelas dalam pelaksanaan, pembagian fungsi, dan penganggaran. Semua itu akan segera disosialisasikan melalui SMS," ujarnya

Dia juga mengungkapkan bahwa BNPB telah menyusun Rencana Nasional Penanggulangan Bencana (Renas PB) 2010-2014.

Renas PB merupakan salah satu buku pegangan dalam pelaksanaan penanggulangan bencana yang memuat peran dan fungsi dari semua lembaga yang ada di pusat dan bagaimana cara untuk melakukan monitoring dan evaluasinya.

BNPB juga akan menyelesaikan Peta Risiko Bencana untuk 33 propinsi di Indonesia pada tahun ini yang diharapkan dapat membantu dalam penyusunan rencana aksi nasional dan rencana aksi daerah terkait PRB dan PB.

Selain itu, Bappenas tengah menyusun juga Rencana Aksi Nasional Penanggulangan Bencana (RAN PB) 2010-2012 yang merupakan rencana aksi seluruh pemangku kepentingan yang berisi aksi dari seluruh pihak, baik pemerintah dan non-pemerintah.

"Jadi, semuanya akan tersosialisasiskan, dan sosialisasi melalui SMS akan segera diluncurkan," ujar Dody yang didampingi Direktur PRB BNPB Lilik Kurniawan. (*)

Pewarta :
Editor:
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.