Jembatan Putus Kecamatan Orong Telu Terisolir

id Jembatan Brang Sakal

Sejak jembatan putus, harga kebutuhan pokok di wilayah Kecamatan Orong Telu mulai melonjak
Sumbawa Besar,  (Antara)- Jembatan lintas Brang Sakal yang merupakan salah satu penghubung antara Kecamatan Lenangguar dan Orong Telu, putus akibat terjangan banjir bandang sehingga masyarakat setempat terisolir.

Kondisi rusaknya jembatan yang terletak di Desa Senawang itu mengakibatkan akses jalan dari dan menuju Kecamatan Orong Telu putus total. Kendaraan roda empat tidak bisa melewati jembatan, sedangkan untuk kendaraan roda dua, bisa menyeberang dengan cara digotong minimal oleh empat orang warga.

"Biaya penyeberangan untuk satu sepeda motor Rp40 ribu. Kalau untuk barang bawaan lainnya minimal ongkosnya Rp5 ribu," kata Supardi Dies, warga Desa Senawang, Kecamatan Orong Telu, Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, Selasa.

Menurut lelaki yang akrab dipanggil Dies, untuk keluar dari Orong Telu, warga terpaksa menyeberang sungai yang arusnya cukup deras. Bahkan ada salah seorang perempuan warga Dusun Pelita Desa Kelawis yang sempat pingsan usai digendong suaminya untuk menyeberangi tersebut.

Tidak hanya itu, beberapa warga lainnya juga banyak yang terpeleset dan terbawa arus, meskipun mereka akhirnya bisa menyelematkan diri dan sampai ke daratan.

"Kondisi ini benar-benar sangat memprihatinkan," ucap Dies.

Mewakili masyarakat Kecamatan Orong Telu lainnya, lelaki ini berharap agar pemerintah daerah dapat memberikan perhatian serius. Minimal jembatan itu kembali bisa dilalui kendaraan, sehingga akses jalan dari dan ke wilayah Kecamatan Orong Telu tidak lumpuh.

Dia juga berharap jembatan dengan panjang sekitar 100 meter yang dibangun pada tahun 1998 itu segera diperbaiki, karena dengan putusnya jembatan itu, dipastikan akan memiliki dampak yang cukup besar di tengah masyarakat.

"Sejak jembatan putus pada Kamis (24/4), harga kebutuhan pokok di wilayah Kecamatan Orong Telu mulai melonjak," ucap dia.

Menurut Dia Jembatan Brang Sakal nyaris menjadi langganan putus setiap tahun. Hal yang sama terjadi pada tahun lalu, dan pemerintah hanya melakukan langkah tanggap darurat dengan membuat bronjong.

Selanjutnya, tokoh pemuda Orong Telu itu juga berharap peristiwa kelam pada tahun 2012 di wilayah Brang Sakal tidak terulang kembali, di mana saat itu dua warga Kecamatan Orong Telu meninggal tewas terbawa arus yang deras akibat nekat menyeberang.

"Ini hanya untuk mengingatkan kita semua. Semoga kondisi serupa tidak terulang kembali dan pemerintah bisa segera mengambil sikap. Warga Kecamatan Orong Telu adalah bagian dari warga Kabupaten Sumbawa yang membutuhkan keadilan dan pemerataan pembangunan," katanya.