Drama Asmara `Gadis dalam Karung` Berakhir Petaka

id Gadis dalam karung

Drama Asmara `Gadis dalam Karung` Berakhir Petaka

Ilustrasi - Gadis bernama Nurul Hakiki dibunuh, kemudian tubuhnya dimasukkan dalam karung (Ist)

Tadinya, karung itu sudah saya lewati. Selang beberapa langkah, seperti ada suara memanggil dari karung itu sehingga saya membalikkan badan. Begitu melihat karung itu, seketika tubuh saya menggigil melihat bentuknya yang tidak wajar
Menjelang penghujung Desember 2013, seorang pemulung tengah mengais-ngais sampah pada satu pagi cerah di bawah Jembatan Kembar Saliperate, Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, tatkala matanya kemudian menangkap sebuah onggokan karung.

"Tadinya, karung itu sudah saya lewati. Selang beberapa langkah, seperti ada suara memanggil dari karung itu sehingga saya membalikkan badan. Begitu melihat karung itu, seketika tubuh saya menggigil melihat bentuknya yang tidak wajar," kata Mursali, seorang pemulung warga Tanjung Pasir, Desa Labuan.

Mursali mengamati secara seksama dari jarak beberapa meter, dan mendadak curiga melihat bentuk karung yang menyerupai tubuh manusia. Terdorong kecurigaan itu, Mursali kemudian menaiki tebing jembatan dan melaporkan apa yang dilihatnya pada Ketua RT 01 RW 09 Desa Labuan, Muktar.

Selanjutnya, Mursali, Muktar dan beberapa warga lain bergegas melangkah menuju kolong Jembatan Kembar Saliperate. Begitu tiba di dekat karung, salah seorang warga merobek karung menggunakan arit milik Mursali.

"Begitu karung terbuka, sebuah tangan menyembul. Kami segera memutuskan untuk melaporkan penemuan itu kepada pihak kepolisian," ujar Muktar.


                          Gadis Bernama Nurul Hakiki


Bersama aparat kepolisian, warga membuka karung yang ditemukan teronggok di bawah Jembatan Kembar Saliperate. Setelah karung terbuka, ternyata isinya adalah jenazah seseorang bernama Nurul Hakiki (20), gadis yang rumah tinggalnya berada di Karang Padak, Desa Labuan, Badas.

Jasad putri guru mengaji ini ditemukan dalam keadaan tanpa mengenakan sehelai benang pun menempel di tubuhnya, kecuali sebuah `bra` yang sudah terbalik.

Menurut kakak korban, Masnah, Nurul pamit keluar rumah sekitar pukul 19.00 Wita pada 26 Desember 2013 malam. Saat ditanya, Nurul beralasan akan pergi bersama temannya. Biasanya Nurul tidak pernah keluar rumah dalam waktu yang lama, tapi malam itu sudah beberapa jam Nurul juga belum kembali. Masnah menjadi khawatir. Apalagi ketika dihubungi sekitar pukul 21.00 Wita, handphone Nurul tidak aktif.

Kekhawatiran itu memaksa keluarga Masnah melakukan pencarian, hingga akhirnya Nurul ditemukan esok paginya, tepatnya pada 27 Desember 2013 sekitar pukul 07.00 Wita, namun sudah menjadi mayat. Tangisan histeris seketika pecah di lokasi itu. Polisi langsung mengevakuasi jasad korban ke RSUD Sumbawa untuk dilakukan otopsi.

Selanjutnya, pihak kepolisian membentuk tim yang bekerja siang dan malam guna menindaklanjuti sekecil apapun petunjuk yang didapat di lapangan terkait kematian tidak wajar Nurul Hakiki.

Berdasarkan keterangan para saksi yang sebagian besar keluarga korban, sudah ada gambaran ciri-ciri terduga pelaku. Namun, keterangan ini akan terus didalami, ujar Kasat Reskrim Iptu Erwan Yudha Perkasa SH.

Selain itu, lanjut Erwan, pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan XL Center untuk mengungkap skrip atau percakapan terakhir korban dengan seseorang sebelum akhirnya Nurul Hakiki ditemukan meninggal dunia. Langkah ini dilakukan karena hingga ini belum ditemukan handphone milik korban.

Erwan mengharapkan, keluarga korban dan masyarakat dapat memberikan kesempatan dan kepercayaan kepada aparat kepolisian untuk mengungkap kasus pembunuhan ini.

"Kami mengharap pula agar masyarakat untuk tidak terprovokasi terhadap berbagai isu dan asumsi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan. Kita pun mendoakan semoga kasus ini cepat terungkap," ujar Kasat Reskrim ini.


                          Lelaki Berinisial HA

Beberapa waktu berselang, kerja keras aparat kepolisian menemukan titik terang ketika akhirnya berhasil menangkap lelaki berinisial HA, yang diduga merupakan pelaku pembunuhan Nurul Hakiki.

Kapolres Sumbawa AKBP Karsiman membenarkan penangkapan terhadap HA (30) alias Dede, yang diduga terlibat dalam pembunuhan kekasihnya, yang tidak lain adalah Nurul Hakiki.

"HA ditangkap Rabu, sekitar pukul 08.00 Wita (22/1), berkat kerja keras anggota dan didukung masyarakat, termasuk keluarga korban," kata Karsiman.

HA (30) seorang mahasiswa satu perguruan tinggi di Kota Sumbawa. Pemuda itu tinggal tidak jauh dari kediaman Nurul di Kecamatan Badas.

Sebelum menjadi korban pembunuhan, lanjut Karsiman, gadis itu sempat berkomunikasi melalui telepon genggam dengan HA, dan berjanji untuk bertemu.

Saat pertemuan, keduanya bersitegang karena Nurul menolak ajakan HA untuk berbuat intim. HA emosi dan melampiaskannya dengan berbuat kekerasan terhadap Hakiki, yang berujung pada tindak pidana pembunuhan.

"Dari keterangan tersangka, pembunuhan itu terjadi secara spontan," ujarnya.

Dia melanjutkan, Nurul dibunuh di rumah HA, dengan cara dijerat lehernya, pada pukul 21.00 Wita. Jasadnya dimasukkan karung, dan satu jam kemudian dibuang di bawah Jembatan Kembar atau sekitar dua kilometer dari rumah HA.

"Mayat dimasukkan dalam karung hanya untuk memudahkan tersangka membawanya. Selain itu tujuannya untuk menyamarkan agar tidak diketahui orang," kata Karsiman.

Proses penyidikan, penangkapan HA, hingga pengungkapan pembunuhan HA itu sangat alot. HA selalu bersembunyi di beberapa tempat dan selalu berpindah-pindah untuk menghindari petugas.

HA, yang tercatat pernah mendekam di balik jeruji besi selama enam bulan penjara atas kasus pencurian pada 2011 lalu, kemudian ditahan polisi beserta barang bukti, berupa telepon genggam dan cincin korban, serta sepeda motor tersangka yang digunakan membuang mayat Nurul Hakiki.

                         Melalui Facebook

Kini kasus pembunuhan Nurul Hakiki tengah diproses di Pengadilan Negeri Sumbawa Besar, yang mau tak mau memaksa HA untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.

Di hadapan majelis hakim yang diketuai Panji Surono, terdakwa HA memberikan pengakuan bahwa pertama kali mengenal Nurul Hakiki melalui facebook. Perkenalan itu berlanjut ajakan HA kepada Nurul untuk berpacaran. Nurul pun menyetujuinya.

Seiring perjalanan waktu, Nurul dan HA makin akrab, serta sempat berjalan-jalan. Berlanjut kemudian ajakan HA kepada Nurul untuk singgah ke rumahnya. Di dalam rumah itu, HA memaksa Nurul untuk berbuat intim, namun Nurul menolak tegas. Penolakan ini membuat HA naik pitam, hingga menganiaya Nurul. Gadis itu sempat melakukan aksi perlawanan, namun HA kemudian menjerat lehernya menggunakan tas sehingga tak berdaya.

Dalam kondisi tak berdaya, HA memasukkan Nurul ke dalam karung, meletakkan pada bagian depan sepeda motor dan kemudian membawanya pergi dari rumah menuju arah Labuhan Sumbawa. Di tengah perjalanan, ketika melintasi Jembatan Kembar Saliperate yang sepi, HA lantas menghentikan kendaraan. Lelaki itu kemudian meletakkan karung pada bagian besi penyanggah. Karung ini kemudian jatuh dan teronggok di bawah jembatan, sampai akhirnya ditemukan seorang pemulung pada esok paginya.

*) Penulis buku dan artikel