Ajang ITTSU digelar di Pantai Jerman Kuta - Bali

id ITSSU,pemulihan pariwisata,pasca pandemi Covid-19

Ajang ITTSU digelar di Pantai Jerman Kuta - Bali

Panitia ajang ITTSU menyatakan siap menyelenggarakan kegiatan tersebut di kawasan Pantai Jerman, Kuta, Bali pada 4-8 Mei 2023. (FOTO ANTARA/ HO-panitia ITSSU))

Bali (ANTARA) - Ketua Panitia Event Time To Speak Up (ITTSU), Sugianto mengatakan era kembali normal pasca pandemi COVID-19, berbagai upaya digerakkan dan digeliatkan untuk membantu memulihkan industri pariwisata dan ekonomi kreatif.

"Indonesia yang terletak sangat strategis di semenanjung garis katulistiwa merupakan negara kepulauan yang mengandung kekayaan alam dan keragaman budaya yang luhur dan unik dan tidak dimiliki oleh negara lain. Namun, sampai sekarang ini kondisi pariwisata di Indonesia tidak dalam kondisi baik-baik saja akibat dari pandemi COVID-19," katanya pada jumpa pers di Kantor Dinas Pariwisata Bali terkait kegiatan ITTSU di Denpasar, Selasa.

Ia mengatakan ITTSU bermaksud untuk memberikan terobosan strategis guna membantu mempercepat pemulihan pariwisata dan ekonomi kreatif, membantu memberantas kemiskinan, mengurangi ketimpangan dan kesenjangan, membangun ketahanan agar dapat mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.

ITTSU merupakan salah satu Calendar of Event yang diselenggarakan oleh Indonesia Dwipa Tourism & Industry (IDTI) di Kabupaten Badung, Provinsi Bali pada 4-8 Mei 2023 di Pantai Jerman, Wanasegara, Kuta-Bali, Indonesia.

Sugianto menjelaskan kegiatan ITTSU merupakan sebuah kegiatan yang bersifat ajakan, seruan, dan sekaligus undangan kepada seluruh komponen pembangunan pariwisata, baik pemerintah, pengusaha/investor, dan masyarakat) untuk bergerak maju bersama-sama menindaklanjuti acara Presidensi KTT G20 yang diselenggarakan pada 14-18 Nopember 2022 dengan tema KTT G20, “Recovery together, Recovery Stronger” dalam rangka untuk mempercepat pemulihan pariwisata dan ekonomi kreatif di era new normal.

Event ini dirancang menggunakan pendekatan pada 3 unsur utama yang saling berkaitan, yaitu kekayaan alam dan keragaman budaya, kolaborasi lintas sektor, serta pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).

Kegiatan ini juga bertujuan untuk menyatukan visi dan misi serta arah kebijakan pembangunan pariwisata, membranding dan mempromosikan industri kreatif, mengkapanyekan upaya perlindungan, pelestarian, dan pemajuan budaya daerah serta perbaikan pola pikir terhadap budaya dan wahana edukasi kepada masyarakat, khususnya bagi para generasi muda seiring dengan perkembangan jaman.

Acara kegiatan ITTSU terdiri dari 4 kelompok yang dikemas secara holistic dan terpadu,, yaitu Konferensi Pariwisata dan Budaya (Conference on Tourism and Culture), Table Top & Exhibition, Festival Budaya Indonesia, dan Penerapan Teknologi Informasi digitalisasi (D4.0 – G5.0).

Konferensi bertujuan untuk meembangun kepercayaan kepada masyarakat bahwa pemulihan ekononi sangat ditentukan oleh sektor pariwisata., karena industri pariwisata dan ekonomi
kreatif akan memberikan dampak “multiplier effect” ke sektor industri penunjang pariwisata, misalnya transportasi, akomodasi, event organizer, industri kreatif (UMKM), dan lain-lainnya.

Acara ini juga bertujuan untuk mencegah dan mengatasi masalah yang terjadi sebagai langkahantisipatif dalam pembangunan sekaligus untuk mendapatkan pengarahan visi dan misi serta arah kebijakan pembangunan pariwisata nasional dengan melibatkan elemen-elemen penopang kepariwisataan, misalnya pemerintah, pelaku / pengusaha pariwisata, akademisi,
peneliti, asosiasi, media, tokoh masyarakat serta elemen pendung lainnya.

Disamping itu, acara konferensi juga untuk meningkatkan kekompakan dan menggerakkan kolaborasi agar bisa bergotong royong dalam menjalankan roda perekonomian semakin baik dari waktu ke waktu. Acara Business meeting (Table top )& Familiarization trip (Famtrip) diselenggarakan sebagai ajang pertemuan yang kondusif antara Buyer dan seller baik dari dalam negeri maupun luar negeri.

Baca juga: Pemprov Bali berharap Puteri Indonesia Bali 2023 promosikan pariwisata

"Di kegiatan ini, kita akan mendapatkan peluang untuk bertemu dan bekerja dengan orang-orang hebat dari berbagai profesi, misalnya agent biro perjalanan, pengusaha hotel dan restaurant, pengelola destinasi dan daya tarik wisata, EO, WO, pengusaha industri kreatif (UMKM), dan lain-lain dan wilayah untuk menunjukkan dan mempromosikan bisnis, mem-branding produk, mengenalkan produk baru, memelihara hubungan bisnis yang ada, menarik pelanggan baru, dan mengikuti tren pasar dalam pengembangan produk.
Konsep Meeting Business to Business (B2B), Busniness to Customer (B2C) merupakan bentuk kolaborasi dan langkah kongkrit yang paling efektif untuk menjawab tantangan besar ini dengan dampak nyata tanpa meninggalkan marwah jati diri sebagai bangsa yang berbudaya," kata Sugianto didampingiPenanggungjawab ITTSU Fransiskus Adi Rahmawan, dan Penasehat Made Badra.

Kemudian, kata dia, Festival Budaya Indonesia diselenggarakan sebagai ajang untuk pemajuan dan pemanfaatan keragaman budaya yang unik dan luhur. Dalam acara Festival ini, serangkaian acara digelar untuk tujuan pemetaan, pemajuan, dan pemanfaatan budaya dan kearifan lokal di setiap daerah, antara lain pameran industri kreatif (UMKM), Kirab Budaya Agung, dan pertunjukan seni yang diikuti oleh delegasi dari Propinsi, Kota/Kabupaten se-Indonesia.

Kegiatan ini juga membawa misi untuk pemerataan pembangunan infrastuktur lunak (kebudayaan), pembangunan manusia seutuhnya dan wujud kongkrit untuk mempersatukan kedaulatan wilayah Indonesia. Memajukan kebudayaan berarti turut memajukan berbagai ekosistem lain di luar kebudayaan.

Baca juga: Pemkab Lombok Tengah membentuk satgas khusus akomodasi jelang WSBK

Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi memegang peranan yang tak kalah penting dalam kegiatan ini. Penerapan teknologi informasi dalam era Revolusi Industri 4.0 telah memberikan kemudahan dan dampak yang sangat besar bagi berbagai sektor kehidupan dalam sebuah negara, termasuk kemudahan dalam mempromosikan pariwisata.

Salah satu topik yang berkembang dalam dunia pariwisata modern adalah digital tourism. Industri 4.0 dijadikan sebagai paradigma industri baru yang mencakup serangkaian perkembangan industri di masa depan dengan penggunaan unsur teknologi terkini seperti Cyber Physical System, Internet of Things (IoT), Robotics, Big Data, Cloud Manufacturing, Augmented Reality (AR), dan lain-lain, yang memungkinkan lingkungan industri akan semakin cerdas.

Diharapkan kepada pemerintah bekerjasama dengan semua elemen pelaku pariwisata baik itu pihak pemerintah, swasta maupun masyarakat untuk turut berpartisipasi dan bergotong royong melalui event ini agar dapat berjalan dengan baik dan manfaat pariwisata dapat dirasakan oleh semua kalangan masyarakat.