Mataram (ANTARA) - Erwin seorang pemuda dari keluarga miskin yang tinggal di Pulau Maringkik, salah satu daerah tertinggal, terdepan dan terluar (3T) di Nusa Tenggara Barat berhasil lulus tes menjadi anggota polisi lewat jalur proaktif.
"Erwin bisa lulus seleksi jadi anggota polisi melalui jalur proaktif setelah melalui proses cukup panjang dan persaingan yang cukup ketat," kata Pelaksana harian (Plh) Kepala Bidang Humas Polda NTB Komisaris Besar (Kombes) Lalu Muhammad Iwan, dalam keterangan resmi yang diterima di Mataram, Minggu.
Pulau Maringkik merupakan salah satu desa terpencil yang berada di Kecamatan Keruak, Kabupaten Lombok Timur, NTB.
Polda NTB, kata Lalu Muhammad, telah melakukan sosialisasi kepada masyarakat di daerah-daerah terpencil tentang tata cara untuk mendaftar menjadi polisi melalui jalur-jalur yang ditetapkan oleh Kapolri, salah satunya adalah jalur proaktif.
Melalui sosialisasi tersebut, menurut dia, Erwin termotivasi dan mulai mempersiapkan diri untuk melangkah ingin membahagiakan orang tuanya melalui tes polisi.
"Setelah dinyatakan lulus tes, Erwin berhak mengikuti pendidikan dan latihan kepolisian di Sekolah Polisi Negara (SPN) Belanting Polda NTB pada gelombang I tahun anggaran 2023," ujarnya.
Zakaria, orang tua Erwin, mengatakan anaknya memang bercita-cita ingin menjadi anggota polisi untuk membahagiakan kedua orang tuanya, meskipun harus dengan perjuangan yang begitu berat.
Erwin, kata dia, tidak mau menyerah dengan kondisi kedua orang tuanya yang hanya nelayan dan tergantung dengan cuaca untuk bisa mendapat hasil dalam memenuhi kebutuhan keluarga.
"Memang kondisi kami yang hidup sederhana menjadi alasan nyata bahwa banyak batasan dalam pikirannya untuk bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi atau menjadi seorang abdi negara, baik pegawai negeri sipil ataupun polisi menjadi sangat jauh dalam harapan Erwin," tutur Zakaria.
Zakaria juga tidak menyangka anaknya yang pernah mengenyam pendidikan di SMA Negeri 1 Keruak, Kabupaten Lombok Timur, bisa lulus menjadi anggota polisi tanpa pengorbanan materi sedikit pun.
Ia mengaku awalnya pesimis karena di dalam benaknya, menjadi polisi harus punya banyak uang. Namun, fakta membuktikan bahwa tanpa persiapan dana sedikit pun anaknya bisa lulus.
"Terima kasih ya Allah, terimakasih bapak Kapolri telah membuat jalur proaktif sehingga masyarakat terpencil seperti kami dapat merasakan kesempatan menjadi polisi," ucap Zakaria dengan mata berkaca-kaca menunjukkan kebahagiaannya.
Erwin yang dinyatakan lulus dengan rasa haru memeluk erat tangan ayahnya.
Ia sangat berterima kasih kepada Polda NTB yang mau datang ke dusun terpencil, bahkan menyeberang laut hanya untuk menyosialisasikan dan memberi semangat kepada masyarakat agar bisa mengikuti tes polisi.
"Kami sangat sadar bahwa keluarga kami boleh dikatakan miskin, tentu jadi polisi bagi kami adalah hayalan, tapi ini bukti bahwa menjadi polisi itu tidak perlu kaya," ucap Erwin.