Mataram (ANTARA) - Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Nusa Tenggara Barat Zainal Abidin menegaskan bahwa dirinya mendukung upaya kejaksaan menangani kasus dugaan korupsi dalam kegiatan tambang pasir besi di Blok Dedalpak, Kabupaten Lombok Timur.
"Pada prinsipnya, kami mendukung dengan bersikap kooperatif terhadap kejaksaan," kata Zainal Abidin yang ditemui usai pihak kejaksaan melaksanakan penggeledahan di Kantor ESDM NTB, Mataram, Kamis.
Dia pun meyakinkan bahwa dokumen yang disita pihak kejaksaan dalam penggeledahan tersebut berkaitan dengan kegiatan penambangan pasir besi di Blok Dedalpak oleh PT Anugerah Mitra Graha (AMG).
"Pokoknya semua berkas yang berkaitan dengan PT AMG itu diambil," ujarnya.
Terkait dengan penanganan kasus tambang pasir besi yang mengarah pada dugaan perbuatan tindak pidana korupsi ini, Zainal enggan memberikan komentar.
"Soal itu saya 'no comment', biarkan prosesnya di kejaksaan saja," ucap dia.
Namun, untuk persoalan perizinan tambang, Zainal menjelaskan bahwa kewenangan tersebut kini sudah berada di bawah kendali Kementerian ESDM RI.
"Jadi, kalau kewenangan yang mengeluarkan izin di kabupaten itu dimulai tahun 2009, terus beralih ke pemerintah provinsi pada tahun 2014 sampai akhir 2020. Dari 2020 itu kewenangan sudah ada di pusat (Kementerian ESDM RI)," kata Zainal.
Dia pun menyampaikan bahwa Kementerian ESDM RI tidak hanya sebagai lembaga yang mengeluarkan izin tambang, persoalan pengawasan dan evaluasi kegiatan penambangan juga ada di Kementerian ESDM RI.
"Jadi, tidak ada pengawasan dari kami (Dinas ESDM NTB), itu langsung dari pusat (Kementerian ESDM RI)," kata dia.
Dengan menyatakan hal demikian, Zainal menyatakan bahwa dirinya tidak mengetahui apakah PT AMG hingga kini masih atau tidak melakukan kegiatan penambangan di Blok Dedalpak, Kabupaten Lombok Timur.
Dia hanya menerangkan bahwa PT AMG menjalankan kegiatan penambangan pasir besi di Blok Dedalpak, Kabupaten Lombok Timursesuai izin yang dikeluarkan oleh Bupati Lombok Timur pada tahun 2011.
"Jadi, izinnya itu masih berlaku sampai tahun 2026," ujarnya.
Dia pun melihat persoalan PT AMG ini masuk ke kejaksaan terkait dengan pengajuan rencana kerja dan anggaran biaya (RKAB) yang belum mendapat persetujuan dari Kementerian ESDM RI.
"Itu kalau tidak salah, RKAB tahun 2021-2022. Ada syarat yang belum terpenuhi sehingga belum disetujui pusat. Tetapi, untuk jelasnya itu urusan pusat, kami di sini tidak tahu," ucap dia.
Zainal pun memastikan setiap perusahaan yang melakukan penambangan di daerah, mendapatkan kewajiban untuk melaporkan RKAB setiap tahun ke Kementerian ESDM RI.
"Kalau izin (PT AMG) itu tetap berlanjut sampai 2026. Hanya saja, RKAB tahunan itu wajib, karena menjadi dasar mereka melakukan penambangan," ujarnya.
Berita Terkait
Tata kelola 13 IUP bermasalah di NTB dibenahi sesuai rekomendasi BPK
Selasa, 11 Juni 2024 18:37
Dinas ESDM NTB apresiasi kolaborasi PLN-SMKN 3 Mataram hadirkan bengkel konversi motor listrik
Selasa, 28 Mei 2024 20:36
Mantan Kabid Minerba Dinas ESDM NTB ajukan kasasi ke MA
Rabu, 22 Mei 2024 14:39
Hukuman tiga mantan pejabat Dinas ESDM NTB diperberat
Jumat, 26 April 2024 12:50
BPH Migas pastikan fasilitas Pertamina di NTB aman saat lebaran
Selasa, 9 April 2024 19:04
Titipan royalti PT AMG ke Dinas ESDM NTB tidak masuk audit
Senin, 4 Desember 2023 19:54
Kabid Minerba Dinas ESDM NTB mengakui terima Rp20 juta dari Kacab PT AMG
Selasa, 24 Oktober 2023 20:16
Jaksa NTB ungkap peran tiga bekas pejabat Dinas ESDM
Jumat, 13 Oktober 2023 22:31