Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat meminta semua pihak agar fokus mengatasi faktor penyebab stunting dalam upaya menurunkan angka prevalensi tengkes, termasuk dengan pemberdayaan literasi gizi keluarga bagi ibu.
Pasalnya, politikus yang akrab disapa Rerie itu yakin bahwa peran orang tua sangat penting dalam upaya pencegahan kondisi stunting pada anak melalui pemenuhan gizi keluarga. "Faktor ekonomi dan pemberdayaan ibu dari sisi literasi tentang gizi keluarga harus menjadi kepedulian bersama untuk segera ditingkatkan," katanya dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Jumat.
Rerie menekankan pentingnya peran orang tua dalam pencegahan stunting tercermin dari hasil survei Litbang Kompas terkait stunting. Menurut survei yang dilakukan awal April 2023 itu, asupan makanan tak bergizi menjadi salah satu penyebab utama anak mengalami stunting sebesar 32,4 persen, diikuti kurangnya gizi ibu hamil (28,2 persen), kebersihan tidak terjaga (4,8 persen), infeksi virus atau bakteri (4,1 persen), dan tingkat ekonomi rendah (2,8 persen).
Sementara itu, hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Kementerian Kesehatan menunjukkan prevalensi balita stunting di Indonesia mencapai 21,6 persen pada 2022. Ia mengatakan bahwa angka itu lebih rendah dibandingkan angka tahun 2021, tetapi masih berada di atas standar prevalensi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yakni di bawah 20 persen.
Oleh karena itu, Rerie mendesak sejumlah pihak terkait harus benar-benar fokus mendukung gerakan penyelamatan generasi penerus bangsa dari stunting. Ia meminta para pemangku kepentingan di pusat maupun daerah untuk menerapkan sejumlah langkah strategis yang bisa mengatasi berbagai penyebab stunting pada balita.
Selain itu, Rerie menyarankan dilakukan pertukaran pengalaman antardaerah yang sukses menekan prevalensi stunting dengan daerah yang memiliki prevalensi stunting yang relatif tinggi demi mengakselerasi penurunan prevalensi stunting nasional.
Baca juga: Pos Indonesia distribusikan bantuan pangan pengetasan stunting
Baca juga: Penyediaan antropometri salah satu upaya cegah stunting
Rerie mendorong semua pihak mampu berkolaborasi dengan baik dalam mencapai target prevalensi stunting nasional 14 persen pada 2024. "Pencapaian target prevalensi stunting nasional harus mendapat dukungan semua pihak terkait, dalam rangka membangun sumber daya manusia Indonesia yang sehat dan tangguh di masa depan," ujarnya.
Berita Terkait
DJPb ungkap peran besar APBN bagi penurunan tengkes di NTB
Kamis, 26 September 2024 19:44
Angka prevalensi stunting di Trenggalek Jatim turun 1,3 persen
Kamis, 25 Januari 2024 6:46
Maros kolaborasi Poltani dan Unhas tekan prevalensi stunting
Senin, 11 Desember 2023 6:26
Dinkes Kutai Kartanegara turunkan stunting lewat Germas
Rabu, 18 Oktober 2023 19:20
Prevalensi stunting di Manokwari turun jadi 11,72 persen
Kamis, 7 September 2023 3:26
Manokwari tingkatkan pendataan anak guna prevalensi stunting
Senin, 21 Agustus 2023 18:28
Prevalensi stunting di Papua Barat alami penurunan
Sabtu, 12 Agustus 2023 15:05
Bantaeng libatkan ratusan PKB tekan prevalensi stunting
Senin, 7 Agustus 2023 4:48