Angka prevalensi stunting di Trenggalek Jatim turun 1,3 persen

id penanganan stunting trenggalek,tumbuh kembang anak,stunting

Angka prevalensi stunting di Trenggalek Jatim turun 1,3 persen

Ketua Penggerak PKK Kabupaten Trenggalek, Novita Hardiny (kanan) mengelus kening balita yang mengikuti posyandu di salah satu desa/kelurahan di Trenggalek. (ANTARA/HO - Dinkes Trenggalek)

Trenggalek, Jawa Timur (ANTARA) - Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur menyatakan bahwa angka prevalensi stunting di daerah itu selama 2023 tercatat tinggal 6,6 persen atau turun sekitar 1,3 persen dibanding prevalensi tahun sebelumnya (2022) di kisaran 7,9 persen.

"Ini kabar baik. Puji syukur, setiap tahun, lebih dari 500 anak di Kabupaten Trenggalek terbebas dari stunting," kata Kepala DPPKB Kabupaten Trenggalek Sunarto di Trenggalek, Rabu.

Ia lalu menunjukkan data 2022 dimana terdapat 2.950 anak yang mengalami gagal tumbuh kembang atau stunting. Namun pada tahun 2023, ada sebanyak 562 anak dinyatakan terbebas dari stunting kurun waktu setahun.

Sunarto mengatakan bahwa selama kurun 2023 terdapat 2.388 anak yang masih mengalami masalah tumbuh kembang akibat asupan gizi kurang.

"Angka bayi lahir yang stunting juga hanya 0,4 persen. Anak mayoritas yang mulai terkena stunting ini pada umur enam bulan," katanya.

Banyak penyebab terjadinya stunting mulai dari kurang optimalnya pemberian ASI eksklusif, sering kali terjangkit penyakit, hingga asupan makanan pendamping ASI yang kurang. Pemerintah memberikan intervensi spesifik dan sensitif untuk menangani stunting dari lintas organisasi perangkat daerah.

"Mulai dari memberikan makanan tambahan, memastikan semua anak mengikuti imunisasi rutin, memantau berat badan, memastikan lingkungan yang bersih, termasuk air minum yang dikonsumsi," ujarnya.

Termasuk melakukan skrining kepada calon pengantin di "Bumi Menak Sopal", lanjut Sunarto, juga jadi atensi mulai melihat gizinya dari lingkar jangkar lengan atas dan kiri, serta diberikan edukasi dan konseling saat hamil hingga mengatur jarak kehamilan.

Baca juga: Pakar nutrisi sebut kondisi stunting bisa diperbaiki asal penuhi MPASI di 1000 HPK
Baca juga: Pakar nutrisi sebut ciri utama stunting dapat terjadi sejak awal masa kandungan

Langkah kesinambungan itu sukses menurunkan angka stunting . Bahkan angka tersebut sudah jauh di bawah prevalensi stunting nasional yaitu 21,6 persen dan prevalensi Jawa Timur 19,2 persen. Termasuk di bawah target pemerintah pusat yang mencanangkan angka prevalensi stunting nasional di bawah 14 persen pada 2024.

"Kita berupaya untuk mewujudkan zero stunting di Kabupaten Trenggalek," katanya.