Disbudpar Mataram Gelar "Parade Maulid Rebak Jangih"

id rebak jangkih

""Parade Maulid Rebak Jangih" akan digelar pada Jumat (6/2) sekitar pukul 15.30 yang direncanakan akan dilepas langsung oleh Bapak Wali Kota Mataram H Ahyar Abduh"
Mataram,  (Antara NTB) - Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, akan menggelar "Parade Maulid Rebak Jangih" diikuti lebih dari 1.500 warga yang ada pada 15 lingkungan di Kelurahan Dasan Agung.

""Parade Maulid Rebak Jangih" akan digelar pada Jumat (6/2) sekitar pukul 15.30 yang direncanakan akan dilepas langsung oleh Bapak Wali Kota Mataram H Ahyar Abduh," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Mataram H Abdul Latif Nadjib di Mataram, Kamis.

Ia mengatakan Dasan Agung dipilih menjadi pusat pelaksanaan parade ini karena merupakan kelurahan tradisional yang berada di tengah kota namun tetap mempertahankan tradisi dan budayanya terutama saat merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW.

"Parade Maulid Rebak Jangih", lanjutnya, merupakan salah satu tradisi kekayaan budaya yang dilakukan warga di Dasan Agung seminggu setelah bulan maulid berakhir sebagai acara penutup di bulan maulid.

"Namun karena tahun ini, kita memberikan dukungan dan merencanakan parade secara serentak, sehingga "Parade Maulid Rebak Jangih" dilaksanakan mundur," katanya.

Menurut dia, kegiatan "Parade Maulid Rebak Jangih" ini merupakan salah satu ajang silaturahim antarwarga khususnya yang berada di Kelurahan Dasan Agung, sehingga momentum tersebut tidak hanya menjadi tontonan semata melainkan juga mampu menjadi tuntunan.

Terkait dengan itu, dalam parade tersebut 15 lingkungan yang ada akan menampilkan berbagai nuansa dan budaya religius yang ada di masing-masing kelurahan.

Tentunya disertakan dengan berbagai rangkaian kegiatan maulid, seperti "nyunatan` (khitan), "ngurisan` (cukur rambut bayi), "namatan" (penghatam Al Quran), dan tradisi "roah" atau selametan yang akan diikuti oleh peserta lainnya dengan menggunakan busana muslim Sasak serta berbagai atraksi budaya dan arak-arakan lainnya, katanya.

"Dengan rangkaian acara tradisi maulid ini, warga diharapkan mampu mengambil hikmah dan barokah setiap merayakan maulid," ujarnya.

Latif merencanakan, kegiatan "Parade Maulid Rebak Jangih" akan menjadi agenda tahunan pariwisata sebagai salah satu ajang promosi pariwisata budaya di daerah ini.

Bahkan untuk lebih memeriahkan kegiatan itu, pihaknya juga melibatkan warga dari Ponorogo yang tinggal di Kota Mataram untuk menampilkan "reog" Ponorogo dan kesenian barongsai sebagai salah satu bentuk dukungannya kepada warga kota.

"Tujuannya, agar kita sama-sama mampu menjaga dan melestarikan berbagai kekayaan budaya dan nilai-nilai kearifan lokal," katanya. (*)