Disbudpar Akan Gelar "parade Maulid Rebak Jangkih"

id Budaya Rebak Jangkih

"Parade Maulid Rebak Jangkih` ini memang kita laksanakan setelah bulan Maulid Nabi berakhir,"
Mataram (Antara NTB)- Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, akan menggelar "Parade Maulid Rebak Jangkih" pada 31 Januari 2016, sebagai salah satu rangkaian tradisi perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW.

"Parade Maulid Rebak Jangkih` ini memang kita laksanakan setelah bulan Maulid Nabi berakhir," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Mataram H Abdul Latif Nadjib di Mataram, Jumat.

Ia mengatakan, kata "rebak jangkih" merupakan kata dari bahasa suku sasak yang artinya menjatuhkan sedangkan "jangkih" adalah tungku untuk masak yang terbuat dari tanah.

"Rebak jangkih" sendiri memiliki makna, menutup berbagai aktivitas dapur setelah selama satu bulan penuh di bulan Maulid, sebab selama bulan Maulid masyarakat merayakan dan memasak dengan porsi besar untuk disantap bersama para tamu undangannya.

"Setelah `rebak jangkih` berbagai aktivitas dapur warga kembali normal dan memasak makanan sesuai kebutuhan keluarga masing-masing," ujarnya.

Dikatakannya, "Parade Maulid Rebak Jangkih" ini sudah menjadi kalender kegiatan Kota Mataram, dan kegiatan tahun ini tetap dipusatkan di Kelurahan Dasan Agung.

Kelurahan Dasan Agung dipilih menjadi lokasi "Parade Maulid Rebak Jangkih" karena kelurahan ini selalu menjadi sorotan pada setiap perayaan Maulid Nabi.

"Dasan Agung adalah satu kelurahan yang berada di tengah kota yang penduduknya merupakan warga asli atau pribumi di kota ini," ujarnya.

Menurutnya, dalam kegiatan "Parade Maulid Rebak Jangkih", masyarakat Dasan Agung akan menampilkan konsep atraksi dan ritual dalam rangkaian Maulid Nabi dengan tema "Parade maulid rebak jangkih Kota Mataram untuk semua".

Beberapa ritual yang akan dilaksanakan itu adalah ritual sunatan atau khitanan, "ngurisan" atau cukur rambut bayi, selanjutnya "namatan" (khatam Al Quran) dan terakhir parade "nyelamet bale" atau selamatan rumah.

Selain itu, ribuan warga Kota Mataram terutama warga di Kelurahan Dasan Agung juga akan menampilkan tradisi dzikir maulid, "dulang penamat", "dulang jajan" dan "dulang nasi".

"Semua kegiatan itu intinya adalah untuk menunjukkan rasa syukur kita terhadap nikmat yang diberikan Allah sehingga selama satu bulan masyarakat bisa merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW," ujarnya.

Latif menilai, kegiatan "Parade Maulid Rebak Jangkih" ini sekaligus sebagai ajang promosi budaya di Kota Mataram, sehingga dalam acara nanti pihaknya akan melibatkan para pelaku pariwista, tidak ketinggalan tamu-tamu mancanegara.

Dengan demikian, untuk para tamu kegiatan ini tentu akan menjadi tontonan menarik, sementara bagi masyarakat kota selain menjadi tontonan juga menjadi tuntunan.

"Tuntunan tentu dalam arti mempererat tali silaturahim dan bisa membuka diri dengan masyarakat lain," ujarnya.

Untuk menyukseskan kegiatan ini, lanjutnya, pihaknya telah menyiapkan dukungan anggaran melalui masing-masing remaja masjid di setiap lingkungan sebesar Rp2 juta.

"Itu merupakan dana dukungan menampilkan berbagai ritual maulid agar masyarakat bisa tampil maksimal," katanya. (*)