Pemkot Mataram membangun lapak relokasi PKL "bypass"

id PKL Mataram,Relokasi PKL Mataram,Bypass Mataram PKL,PKL

Pemkot Mataram membangun lapak relokasi PKL "bypass"

Dokumen: areal relokasi pedagang kaki lima (PKL) di "bypass" Jalan Lingkar Selatan Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat. (ANTARA/Nirkomala)

Mataram (ANTARA) - Pemerintah Kota Pemkot Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, akan membangun lapak untuk merelokasi pedagang kaki lima (PKL) di kawasan "bypass" Jalan Lingkar Selatan Kota Mataram agar kawasan itu steril dari PKL.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Mataram Miftahurrahman di Mataram, Kamis, mengatakan, untuk pembangunan lapak telah disiapkan anggaran Rp400 juta melalui APBD Kota Mataram.

"Lapak relokasi PKL akan kami bangun ke areal bekas lesehan Bebek Galih dengan luas 4.200 meter persegi," katanya.

Untuk pelaksanaan fisik, katanya, saat ini sedang dilakukan penyelesaian desain dan persiapan dokumen tender untuk diserahkan ke Bagian Pengadaan Barang dan Jasa (PBJ) Setda Kota Mataram.

"Setelah desain selesai, dokumen lelang kami serahkan ke PBJ," katanya.

Dikatakan, desain pembangunan lapak relokasi PKL ini terjadi perubahan dari rencana sebelumnya hanya untuk 42 PKL. Tetapi ternyata jumlah PKL terus bertambah hingga di atas 100 orang sehingga perlu disesuaikan lagi.

Menurutnya, dengan jumlah pedagang di "bypass" Kecamatan Sekarbela yang terus bertambah, relokasi berpotensi untuk penambahan jumlah anggaran.

"Jika melihat areal yang yang cukup luas, hitungan saya di sana itu bisa sampai Rp2,9 miliar. Tapi nanti kami sederhanakan kembali agar anggaran Rp400 juta sementara bisa cukup," katanya.

Sementara itu Camat Sekarbela Cahya Samudra mengatakan, berdasarkan pendataan jumlah PKL di kawasan "bypass" Lingkar Selatan terdata sekitar 125 orang.

Sebanyak 140 orang pedagang itu terbagi pada beberapa titik yakni, sebanyak 95 pedagang di bagian timur Gapura Tembolak, bagian barat sebanyak 25 pedagang dan dalam taman segi tiga tercatat 20 pedagang.

"Para pedagang itu berjualan berbagai jenis makanan dan minuman, seperti pedagang jagung, cilok, bakso, sate, rujak, dan lain sebagainya," katanya.

Sebagai upaya antisipasi tambahan  pedagang baru, Cahya telah mengumpulkan para pedagang dan membentuk kelompok-kelompok agar saling mengawasi satu sama lain.

"Setelah direlokasi, kelompok ini juga akan tetap saling mengawasi agar tidak ada lagi yang berjualan di luar areal PKL yang sudah disiapkan," katanya.

Cahya mengatakan, rencana Pemkot Mataram untuk merelokasi PKL di kawasan bertujuan agar pintu masuk utama Kota Mataram tidak semrawut dengan keberadaan PKL di sepanjang jalan.

"Selain itu, mempermudah mengatur ketertiban dan kebersihan, menjamin keamanan serta keselamatan, sebab kawasan bypass sangat berbahaya dengan hilir mudik kendaraan dan kecepatan tinggi," katanya.