Kabupaten Bekasi (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, berupaya meminimalkan pengikisan garis pantai dari gerusan air laut atau abrasi guna menyelamatkan wilayah pesisir yang menjadi tempat pemukiman masyarakat. Penjabat Bupati Bekasi Dani Ramdan menjelaskan Pemerintah Kabupaten Bekasi telah melakukan berbagai upaya salah satunya dengan menanam mangrove secara berkala hingga rencana penataan ruang sebagai langkah jangka panjang.
"Pertama, secara lingkungan itu menanam mangrove terus dilaksanakan. Pemkab Bekasi bersama TNI AD baru-baru ini menanam lima ribu mangrove. Kemudian dengan TNI AL, hampir setiap bulan, lalu juga ada dari aktivis lingkungan serta program CSR perusahaan," kata Penjabat Bupati Bekasi Dani Ramdan di Cikarang, Minggu (25/6).
Menurut dia, penanaman bibit pohon bakau memang harus terus-menerus dilakukan dilanjutkan dengan upaya konservasi secara optimal, selain mematangkan persoalan tata ruang khususnya di wilayah pesisir yang berbatasan langsung dengan perairan terbuka.
Ia menilai permasalahan di Muaragembong itu juga terkait status lahan yakni tanah negara dan tanah milik masyarakat. Namun saat ini, Pemkab Bekasi melalui program kehutanan sosial, tengah melakukan proses pendataan tanah milik pemerintah daerah, pusat dan pemukiman warga.
"Karena problem di sana itu selalu tarik-menarik masalah status lahan antara tanah negara dengan pemukiman warga. Nah sekarang, sedang diproses tanah-tanah yang memang digunakan atau dimanfaatkan oleh pemerintah dan masyarakat," ucap dia.
Pemerintah daerah juga tengah berupaya mendata permukiman warga yang terdampak abrasi untuk kemudian mengupayakan agar mereka dapat dikumpulkan menjadi satu, bukan direlokasi. "Kalau warga tetap tinggal di situ, maka akan dikumpulkan menjadi satu tempat," katanya.
Fenomena abrasi ini kerap melanda wilayah Muaragembong dan Tarumajaya di Kabupaten Bekasi karena berbatasan langsung dengan Laut Utara Jawa. Dari enam desa di Kecamatan Muaragembong, empat di antaranya yakni Pantai Mekar, Pantai Sederhana, Pantai Bakti dan Desa Pantai Bahagia berbatasan langsung dengan laut sedangkan di Kecamatan Tarumajaya, terdapat satu desa yakni Segarajaya.
Mengingat lokasi yang berada di pesisir laut utara, fenomena abrasi tidak dapat dihindarkan, terutama di Kecamatan Muaragembong. Kondisi itu membuat luas wilayah di Muaragembong terus menyusut atau berkurang. Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengungkapkan ada 700 hektare lahan penduduk di pesisir laut Jawa Barat, mulai dari Subang hingga Kabupaten Bekasi tergerus akibat kenaikan permukaan air laut yang disebabkan daerah kutub mencair, dampak pemanasan global.
"Saat ini, ada 700 hektare daratan dari Kabupaten Bekasi di utara pesisir sampai Subang sudah hilang akibat pemanasan global. Ini baru 2023, apa yang terjadi dalam 20 tahun atau 50 tahun yang akan datang? Bisa-bisa habis," katanya saat kunjungan kerja ke Kabupaten Bekasi beberapa waktu lalu.
Baca juga: Infrastruktur jalan Pantai Timur Minahasa terancam abrasi
Baca juga: Kawasan Pantai Mapak Indah menjadi prioritas untuk dipasangkan bronjong
Dirinya tidak merinci wilayah Jawa Barat mana yang terbanyak kehilangan daratan akibat abrasi namun Ridwan Kamil mengimbau agar dilakukan kampanye-kampanye penanaman mangrove "Secara keseluruhan, saya tidak bisa menjelaskan mana yang lebih banyak daratan yang hilang akibat abrasi di Jawa Barat. Oleh karena itu, harus digalakkan kampanye menanam mangrove melalui komunitas, sekolah, maupun Forkopimda," kata dia.