Mataram (ANTARA) - Program inovasi Pelatihan dan Pemberdayaan Tenaga Kerja Terpadu Plus (Pepadu Plus) yang digagas Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nusa Tenggara Barat masuk finalis Top Inovasi Pelayanan Publik tahun 2023 yang diselenggarakan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan-RB).
Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Zulkieflimansyah mengatakan program Pepadu Plus lahir karena keresahan selama ini karena lulusan dari lembaga pelatihan kebanyakan masih menganggur. Hal ini disebabkan belum adanya 'link and match' antara kebutuhan dunia industri dengan kompetensi yang dimiliki oleh lulusan lembaga pelatihan tersebut.
"Dengan adanya revitalisasi BLK melalui Pepadu Plus, lembaga pelatihan akan menyesuaikan kurikulum sesuai kebutuhan dunia industri, agar setelah lulus bisa langsung terserap. Dan jika tidak terserap akan diberikan bimbingan manajemen usaha dan bantuan peralatan agar bisa menjadi wirausaha," ujarnya dalam keterangan tertulis diterima di Mataram, Jumat.
Sebelum ada Pepadu Plus, BLK hanya melatih saja tanpa melihat penyerapannya. Namun sejak tahun 2021 melalui Pepadu Plus, pendekatan pelatihan diubah, yaitu bekerja sama dengan Dunia Usaha dan Dunia Industri (DuDI). Siswa tidak hanya diberi pelatihan sesuai dengan permintaan industri, tetapi juga langsung praktik di dunia industri, sehingga ketika selesai pelatihan bisa langsung terserap di dunia industri.
Menurutnya, setelah hadir Pepadu Plus ini ada perubahan yang cukup signifikan pada angka pengangguran di NTB.
Berdasarkan data BPS, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Agustus 2020 sebesar 4,22 persen dengan jumlah pengangguran 130 ribu orang, menurun di tahun 2021 menjadi 3,01 persen dengan jumlah pengangguran 82.490 orang, dan kembali menurun di tahun 2022 menjadi 2,89 persen dengan jumlah pengangguran 80.830 orang.
"Data tersebut menunjukkan adanya hasil yang signifikan dari program Pepadu plus dalam menurunkan angka pengangguran di NTB. Bahkan tingkat serapan kerja hasil pelatihan BLK yang sebelumnya hanya 26 persen sekarang menjadi 94 persen," kata Bang Zul sapaan akrabnya.
Ia menambahkan bahwa sisa 6 persen yang tidak terserap oleh perusahaan diberikan pelatihan lagi untuk menjadi wirausaha. Mereka dibekali pelatihan bisnis inkubasi, bimbingan produktivitas. Sehingga meskipun mereka tidak terserap bekerja ke perusahaan, mereka menjelma menjadi UKM-UKM baru yang dapat menciptakan lapangan kerja dan menyerap tenaga kerja.
Oleh karena itu, Gubernur NTB mengatakan untuk mengatasinya kemiskinan dan pengangguran tidak hanya dibebankan pada BLK saja.
"Di NTB, kita punya keberanian untuk membuat universitas yang fokus ajarnya pada sains dan teknologi, jadi ketika lulus mereka bisa bekerja di tempat yang lebih beragam, tidak hanya pada tataran pemerintahan atau administrasi saja," ucapnya.
Berita Terkait
Program PePADu Plus NTB meraih Top 45 Inovasi Pelayanan Publik Terpuji
Selasa, 21 November 2023 18:54
Pepadu Plus NTB berhasil lolos 10 besar top inovasi klaster umum
Selasa, 25 Juli 2023 5:00
TANDING PEPADU LOMBOK
Kamis, 17 September 2015 4:14
Pj Gubernur NTB: Pilkada serentak terpantau kondusif
Rabu, 27 November 2024 21:00
Iqbal-Dinda sambut kemenangan hasil quick count pilkada NTB 2024
Rabu, 27 November 2024 19:01
Pasangan Cagub NTB Iqbal-Dinda menang telak di TPS Zul-Uhel
Rabu, 27 November 2024 17:00
Bawaslu NTB sebut pemungutan suara pilkada serentak 2024 terpantau aman
Rabu, 27 November 2024 14:45
TGB berharap gubernur NTB terpilih amanah dan terbaik bagi warga
Rabu, 27 November 2024 12:53