Mataram (ANTARA) - Pemerintah Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, menargetkan membentuk 50 Kampung Keluarga Berkualitas (KB) di enam kecamatan sebagai wadah menekan, mencegah, serta menurunkan angka balita kerdil atau stunting dari hulu di daerah itu.
Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kota Mataram H Moh Carnoto di Mataram, Selasa, mengatakan, saat ini sudah terbentuk 19 Kampung KB dari 50 kelurahan se-Kota Mataram.
"Sisanya tinggal 31 kelurahan, yang saat ini sedang berproses dan kita dampingi. Target kami akhir tahun 2023, Kampung KB sudah terbentuk di 50 kelurahan," katanya.
Dikatakan, Kampung KB menjadi salah satu wadah menyusun program bagaimana upaya pencegahan stunting melalui pola asuh dan dari hulu dengan memberikan edukasi remaja, terutama remaja putri. "Bagaimana remaja putri ini bisa mengkonsumsi makanan bergizi, menerapkan pola hidup sehat sehingga mampu menciptakan keluarga berkualitas yang akan melahirkan keturunan sehat dan berkualitas," katanya.
Carnoto mengatakan, keberadaan 19 Kampung KB yang berada di 19 kelurahan saat ini memiliki peran penting dalam upaya pencegahan dan menurunkan angka balita kerdil di Kota Mataram. Apalagi 19 Kampung KB saat ini sudah memiliki dapur sehat (dasat) untuk mengatasi masalah balita kerdil serta upaya pencegahan. "Dalam penanganan masalah balita kerdil, kami bekerja sama dengan organisasi perangkat daerah (OPD) terkait salah satunya Dinas Kesehatan Mataram," katanya.
Carnoto menyebutkan, data terakhir kasus balita kerdil di Kota Mataram tercatat sebanyak 15,6 persen atau 3.999 balita kerdil. Jumlah itu menurun dibandingkan dengan hasil penimbangan balita pada bulan Agustus 2022, dimana kasus balita kerdil di Kota Mataram tercatat 17,33 persen. "Harapan kita, kasus balita kerdil di Mataram terus turun sesuai target nasional sebesar 14 persen di tahun 2024," katanya.
Baca juga: KUA- PPAS 2024 Kabupaten Bima difokuskan penurunan stunting
Baca juga: Penurunan stunting di Lombok Tengah perlu dilakukan gotong royong
Carnoto menambahkan, optimalisasi Kampung KB menjadi strategis guna meningkatkan kualitas SDM dan memberdayakan serta memperkuat institusi keluarga. "Namun dalam hal ini kami tidak bisa bekerja sendiri, sehingga harus ada dukungan dan koordinasi dari berbagai OPD terkait," katanya. Karena itulah, DPPKB saat ini sedang menyiapkan draf buku pedoman penanganan stunting, agar semua OPD bisa bergerak bersama.
Berita Terkait
DP2KB bentuk 50 kampung KB wadah turunkan stunting di Mataram
Senin, 5 Agustus 2024 15:58
Kemensos bentuk kampung siaga bencana di Mataram
Senin, 19 November 2018 12:40
Prabowo: Makan Bergizi Gratis yang pernah diejek akan terwujud
Jumat, 29 November 2024 18:56
Pemprov NTB- BPOM sukseskan program makan bergizi gratis
Kamis, 28 November 2024 17:11
Pemprov NTB ajak masyarakat gemar makan ikan guna cegah stunting
Jumat, 22 November 2024 0:46
Lombok Utara percepat penurunan stunting
Kamis, 21 November 2024 15:24
Pemprov NTB tegaskan tak tutup mata dengan perkembangan SDM
Rabu, 20 November 2024 15:18
Hasil lelang cenderamata MotoGP dipakai penanganan stunting di Lombok Tengah
Rabu, 20 November 2024 12:50