Gianyar, Bali (ANTARA) - Pelatih PSS Sleman Marian C Mihail mengutarakan kekagumannya pada infrastruktur Stadion Kapten I Wayan Dipta, Kabupaten Gianyar, Bali, karena memiliki atmosfer seperti di Eropa. “Stadion yang bagus ini atmosfernya seperti di Eropa, mengingatkan saya dengan stadion di Belgia dan Belanda,” katanya di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Kabupaten Gianyar, Bali, Sabtu.
Kedatangan pelatih asal Rumania itu di stadion yang menjadi markas Bali United tersebut merupakan yang kedua kali setelah pertama kali berkunjung pada 1 Juli 2023 pada laga pembuka Liga 1 Indonesia 2023/2023. Saat itu, PSS Sleman menang 1-0 melawan tim tuan rumah Bali United.
Tak hanya sang pelatih, pemain PSS Sleman Kim Jefrey Kurniawan juga memuji infrastruktur Stadion Dipta terutama lapangan yang mendukung kinerja pemain. “Kalau biasanya main di Malang sekarang main di Bali, lapangannya bagus sekali,” kata gelandang tengah sekaligus kapten PSS Sleman itu.
Sebelumnya, Ketua Panitia Lokal (LOC) Stadion Dipta I Ketut Suantika menjelaskan stadion dengan kapasitas tempat duduk tunggal sekitar 18 ribu itu memiliki rumput dengan penilaian kualitas rumput mencapai 95 persen dari lembaga penelitian Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) Labosport pada akhir 2022.
Kualitas rumput tersebut diperkuat lagi dengan hadirnya mesin penjahit rumput asli dan sintetis atau pitch stitching sebagai persiapan untuk ajang Piala Dunia U-20 beberapa waktu lalu.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyebutkan enam stadion, termasuk salah satunya Stadion Dipta Gianyar, dan 20 lapangan latihan telah menjalani revitalisasi yang saat itu untuk kebutuhan Piala Dunia U-20 dengan anggaran mencapai sekitar Rp175 miliar sejak 2020.
Baca juga: FIFA tetap cek kesiapan Stadion Dipta untuk Piala Dunia U-20
Baca juga: Erick Thohir cek kesiapan Stadion Dipta di Bali
Stadion Kapten I Wayan Dipta adalah salah satu stadion terpilih yang sudah dinilai oleh FIFA pada ajang Piala Dunia U-20/2023. Namun, Piala Dunia U-20 batal terselenggara di Indonesia sehingga otomatis Stadion Dipta juga batal menjadi salah satu tuan rumah. Meski begitu, Stadion Dipta tetap mewarisi standar internasional yang sudah dinilai FIFA dalam menyelenggarakan pertandingan internasional.