Upaya mengatasi karhutla dan kabut asap di Sumsel

id Karhutla, penanggulangan karhutla, keroyokan padamkan karhutla, api, kabut adap, bencana kabut asap, satgas

Upaya mengatasi karhutla dan kabut asap di Sumsel

Karhutla dan kabut asap di kawasan Kabupaten Ogan Ilir, Sumsel. ANTARA/Yudi Abdullah/23

Palembang (ANTARA) - Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) pada musim kemarau 2023, yang dipengaruhi fenomena El Nino, tergolong berdampak besar sehingga memerlukan kolaborasi berbagai pihak untuk menanggulanginya.

Karhutla yang terjadi di Sumatera Selatan pada tahun 2023 ini merupakan salah satu kejadian yang terbesar setelah tahun 2015 dan 2019. Karhutla tersebut mulai menimbulkan berbagai masalah, misalnya, gangguan berbagai aktivitas dan kesehatan masyarakat. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Palembang, Pemerintah harus menangani sekitar 13.000 orang terkena infeksi saluran pernafasan akut (ISPA). Adapun data Dinkes Sumsel menyebutkan secara keseluruhan jumlah terdampak mencapai 35 ribu orang terkena ISPA.

Karhutla akhir-akhir ini terjadi di sebagian wilayah Sumsel dan yang tergolong cukup besar mencapai ribuan hektare terjadi di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Kabupaten Ogan Ilir (OI), dan Musi Banyuasin.

Kebakaran hutan dan lahan tersebut terjadi di lahan milik masyarakat dan perusahaan pemegang izin berbasis lahan. LSM lingkungan hidup di Sumatera Selatan mendata kebakaran hutan dan lahan mencapai ribuan hektare di lokasi konsesi perusahaan perkebunan, hutan tanaman industri, dan pertambangan.

"Contoh konkret karhutla terjadi di lahan konsesi atau perusahaan pemegang izin berbasis lahan yakni dilakukannya penyegelan oleh KLHK di 11 lokasi perusahaan yang mengalami kebakaran hutan dan lahan pada musim kemarau 2023," kata Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup atau Walhi Sumsel Yuliusman.

Berdasarkan data dan pemantauan LSM itu, karhutla tidak hanya terjadi di lahan konsesi 11 perusahaan yang tersebar di tiga daerah yakni Kabupaten Ogan Ilir, Ogan Komering Ilir, dan Kabupaten Musi Banyuasin.

Akan tetapi juga terjadi di sekitar lokasi pemegang izin berbasis lahan lainnya yang dipetakan rentan terjadi karhutla seperti di Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Muara Enim, Lahat, dan Musirawas. Melihat fakta tersebut, Pemerintah diminta segera menjatuhkan sanksi tegas pada perusahaan yang lalai menjaga lahan konsesinya dari karhutla, yang merupakan insiden berulang pada setiap musim kemarau.

Selain itu juga penting membuat program pencegahan dan penanggulangan karhutla yang tepat dan cepat sehingga pada musim kemarau pada tahun-tahun berikutnya tidak sibuk menyiapkan satgas serta melakukan operasi darat dan udara pemadaman karhutla yang bisa menghabiskan dana puluhan hingga ratusan miliar rupiah.

Masalah kebakaran hutan dan lahan harus diatasi dengan tegas karena dampaknya tidak hanya merusak lingkungan tetapi juga asapnya menimbulkan polusi udara yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan masyarakat.

Melihat dampak negatif yang ditimbulkan dari karhutla, Pemerintah dan pihak berwenang perlu melakukan berbagai tindakan mencegah karhutla, agar dapat menghindari bencana kabut asap yang dapat mengganggu berbagai aktivitas dan kesehatan masyarakat.

Penjabat Gubernur Sumsel Agus Fatoni menyatakan sejauh ini pemprov sudah melakukan berbagai langkah untuk mencegah dan memadamkan karhutla. Agar lebih efektif lagi, ia mengajak seluruh elemen terutama para camat dan kepala desa di wilayah rentan karhutla bersama-sama (keroyokan) melakukan pencegahan dan penanggulangan karhutla.

"Bersama, bersatu kita padamkan api karhutla. Pengendalian dan pencegahan karhutla merupakan kerja kolektif," ujar Fatoni.

Kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di wilayah provinsi setempat terus dilakukan upaya penanganannya melalui operasi darat dan udara oleh satuan tugas (satgas) gabungan penanggulangan karhutla yang terdiri unsur BPBD, TNI, Polri, Manggala Agni, dan instansi terkait lainnya.

Satgas gabungan penanggulangan karhutla dari unsur BPBD, TNI, Polri, Manggala Agni, dan instansi terkait, dinilai layak diapresiasi karena telah bekerja maksimal. Penanggulangan karhutla perlu dilakukan secara bersama-sama sehingga bisa saling mendukung dan saling melengkapi. Melalui upaya tersebut karhutla di Sumsel bisa segera dikendalikan sehingga masalah kabut asap, yang kini mulai mencemari udara serta mengganggu berbagai aktivitas dan kesehatan masyarakat, dapat diatasi.

Berbagai cara

Selain operasi pemadaman melalui operasi darat dan udara, pada Oktober 2023 ini BPBD Sumsel juga menyiapkan beberapa operasi teknologi modifikasi cuaca (TMC) atau mengupayakan hujan buatan untuk memadamkan karhutla.

Berdasarkan pengamatan cuaca bersama tim BMKG, terdapat beberapa titik awan di Sumsel yang bisa disemai awan, kondisi yang memungkinkan untuk dilakukan operasi TMC. Operasi TMC itu difokuskan di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) dan Ogan Ilir (OI) karena kedua kabupaten tersebut terjadi karhutla yang cukup luas dan asapnya dibawa angin mencemari udara di Kota Palembang.

Operasi TMC atau mengupayakan hujan buatan di provinsi dengan 17 kabupaten dan kota itu didukung tim ahli dan helikopter dari BRIN, kata Sudirman, Kepala Bidang Penanganan Kedaruratan BPBD Sumsel.

Panglima Kodam II/Sriwijaya Mayjen TNI Yanuar Adil memerintahkan prajurit di jajarannya dalam wilayah Sumatera Bagian Selatan membantu rakyat mengatasi masalah karhutla pada musim kemarau 2023.

Musim kemarau tahun ini memang semakin kering akibat fenomena El Nino sehingga terjadi kekeringan di mana-mana dan karhutla. Jadi, prajurit TNI diminta membantu rakyat mengatasi masalah dampak kemarau seperti karhutla, gagal panen akibat kekeringan, dan kesulitan air bersih.

Masalah kebakaran hutan dan lahan yang sedang menjadi perhatian utama di wilayah Kodam II/Sriwijaya selain Sumatera Selatan juga Jambi. Dua provinsi tersebut akhir-akhir ini sering terjadi karhutla sehingga prajurit perlu turun membantu rakyat agar kebakaran tidak meluas dan bencana kabut asap, yang menimbulkan gangguan berbagai aktivitas dan kesehatan masyarakat, dapat dicegah

Selain karhutla, prajurit juga diperintahkan untuk membantu masyarakat mengatasi masalah kekeringan di lahan petani. Melalui upaya tersebut diharapkan dapat meringankan beban rakyat menghadapi kondisi sulit pada musim kemarau ini.

"Saya secara tulus memberi penghargaan yang setinggi-tingginya atas dedikasi, kerja keras, dan loyalitas yang ditunjukkan oleh seluruh prajurit Kodam II/Sriwijaya," ujar Pangdam Sriwijaya.

Sementara Kapolda Sumsel Irjen Pol. A. Rachmad Wibowo mengatakan melihat masih luasnya lahan terbakar terutama di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) pihaknya kembali mengerahkan 100 personel tambahan untuk memadamkan karhutla.

Polda menyiapkan personel tambahan selama 10 hari ke depan. Mereka akan bertugas untuk memperkuat 360 personel yang sudah diterjunkan terlebih dahulu. Wilayah OKI menjadi prioritas dalam pemadaman karhutla, pasalnya akibat kejadian itu, asap dari wilayah OKI terbawa angin ke arah Kota Palembang.

Dengan penambahan personel diharapkan karhutla di daerah tersebut dapat dikendalikan serta masalah kabut asap yang mulai mengganggu aktivitas dan kesehatan masyarakat bisa segera diatasi. Untuk membantu masyarakat yang terdampak kabut asap karhutla, Polda Sumsel dan jajaran juga melakukan kegiatan sosial membagikan paket kebutuhan pokok dan pelayanan kesehatan gratis.

Bakti sosial dan bakti kesehatan itu digelar di sejumlah daerah yang terdampak kebakaran hutan dan lahan pada musim kemarau 2023. Salah satu daerah yang menjadi sasaran kegiatan bakti kesehatan yakni Desa Dapuk Rejo, Kecamatan Lempuing, Kabupaten OKI.

Shalat istisqa

Untuk mengatasi kondisi kemarau yang tanpa hujan lebih dari satu bulan, masyarakat dan instansi pemerintah di Kota Palembang dan sejumlah daerah Sumsel lainnya menggelar shalat istisqa atau shalat minta turun hujan.

Shalat istisqa dilakukan oleh masyarakat juga jajaran instansi pemerintah dan swasta di Kota Palembang dan berbagai daerah Sumsel lainnya. Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Sumatera Selatan menggelar shalat istisqa di lembaga pemasyarakatan di wilayah rentan karhutla, seperti Kabupaten Ogan Ilir, Ogan Komering Ilir, Musi Banyuasin, dan Musirawas.

Masalah tersebut perlu mendapat perhatian bersama untuk mengatasinya dengan menyesuaikan kemampuan masing-masing seperti yang dilakukan petugas lapas jajarannya menggelar shalat istisqa bersama warga binaan prmasyarakatan (WBP) dan mengajak masyarakat sekitar menghindari kegiatan yang berpotensi memicu terjadinya karhutla.

Baca juga: Kebakaran lahan di Cilacap cepat tertangani tim gabungan
Baca juga: Info BMKG ingatkan beberapa daerah soal potensi hujan lebat

Penjabat Wali Kota Palembang Ratu Dewa mengajak seluruh jamaah di 1.990 masjid yang ada di Ibu kota Sumsel itu melaksanakan shalat istisqa, sebagai ikhtiar batin sekaligus bentuk penghambaan kepada Allah Swt. Melalui berbagai upaya yang dilakukan secara bersama-sama tersebut diharapkan karhutla bisa dikendalikan dan kabut asap juga segera berakhir.