Bakal Capres Ganjar Pranowo: Saya usung politik adu gagasan

id Ganjar Pranowo,Pilpres 2024,Politik Gagasan,Drama Korea

Bakal Capres Ganjar Pranowo: Saya usung politik adu gagasan

Bakal Capres Ganjar Pranowo usai acara "Pidato Calon Presiden Republik Indonesia: Arah dan Strategi Politik Luar Negeri" di Kantor CSIS, Jakarta, Selasa (7/11/2023). (ANTARA/Narda Margaretha Sinambela)

Jakarta (ANTARA) - Bakal calon presiden Ganjar Pranowo mengusung politik adu gagasan yang tidak memecah belah dan membangun solusi mengatasi permasalahan bangsa pada Pemilihan Umum 2024.

"Saya ngomong juga ada gagasan," ujar Ganjar usai "Pidato Calon Presiden Republik Indonesia: Arah dan Strategi Politik Luar Negeri" di Kantor CSIS, Jakarta, Selasa.

Hal ini disampaikan Ganjar menanggapi pernyataan Presiden RI Joko Widodo terkait situasi politik saat ini yang terkesan banyak drama. Ganjar pun tak bermasalah apabila situasi politik saat ini dianggap seperti drama Korea karena menurutnya semua orang bebas mengutarakan pendapat dan juga menyukai gagasan.

"Saya setuju dengan politik gagasan sehingga cara-cara yang kira-kira tidak pas ya jangan dipakai," katanya.

Politik gagasan, sambung Ganjar, akan membuat semua orang memiliki sikap yang sama dan tempat yang adil. Untuk itu, gagasan harus disampaikan dengan jujur. Sebelumnya, dalam pidatonya pada acara Hari Ulang Tahun ke-59 Partai Golkar, Senin (6/11), Presiden Jokowi mengatakan bahwa politik di Indonesia belakangan terlalu banyak diisi drama bak sinetron televisi.

Padahal, Jokowi ingin Pemilu 2024 diisi dengan adu gagasan untuk kemajuan bangsa.

"Saya lihat akhir-akhir ini yang kita lihat adalah terlalu banyak dramanya, terlalu banyak drakor (drama Korea)-nya. Terlalu banyak sinetronnya. Mestinya kan pertarungan gagasan, pertarungan ide, bukan pertarungan perasaan," kata Jokowi.

Baca juga: Bobby Nasution ikut relawan dukung Prabowo-Gibran
Baca juga: Asosiasi pedagang di Mataram mendukung Ganjar-Mahfud di Pilpres 2024

Meski demikian, Jokowi tidak mau meneruskan pandangannya terkait kondisi politik saat ini karena dikhawatirkan takut pernyataannya disalahartikan.