Situbondo Jatim menghentikan pengiriman air bersih ke wilayah terdampak

id BPBD Situbondo, pengiriman air bersih, pendistribusian air bersih, terdampak kekeringan

Situbondo Jatim menghentikan pengiriman air bersih ke wilayah terdampak

Arsip foto--Petugas BPBD Situbondo, Jawa Timur, mendistribusikan air bersih ke wilayah terdampak kekeringan. ANTARA/HO-BPBD Situbondo

Situbondo (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Situbondo, Jawa Timur menghentikan pengiriman air ke sejumlah daerah terdampak kekurangan air bersih, karena sejumlah wilayah sudah mulai turun hujan.

Kepala Pelaksana BPBD Situbondo Sruwi Hartanto mengatakan memasuki musim hujan pengiriman air bersih ke wilayah terdampak kekeringan pada musim kemarau panjang dihentikan sejak 22 November lalu, karena pemerintahan desa terdampak tidak mengajukan permohonan untuk distribusi air bersih.

"Selain sudah tidak ada permohonan pendistribusian air bersih dari pemerintahan desa terdampak, juga karena anggaran untuk kegiatan pendistribusian air bersih habis," katanya di Situbondo, Jawa Timur, Senin.

Namun demikian, lanjut Sruwi, BPBD siap mendistribusikan air bersih kembali ke wilayah terdampak kekeringan jika pemerintahan desa berkirim surat permohonan pengiriman air.

Ia menyebutkan sejak bulai Mei hingga November 2023, pemerintah daerah setempat telah mengeluarkan anggaran untuk distribusi air bersih ke sejumlah wilayah terdampak kekeringan mencapai hampir Rp200 juta.

"Tiga bulan sebelumnya rata-rata pendistribusian air ke sejumlah wilayah terdampak menghabiskan anggaran lebih dari Rp20 juta per bulan, tapi setelah itu per bulan lebih dari Rp20 juta," kata Sruwi.

Menurut ia, jika dalam beberapa hari ke depan masih ada desa yang mengajukan permohonan pengiriman air bersih akan ditindak lanjuti, dan BPBD juga segera mengajukan biaya tak terduga atau BTT.

Baca juga: Beberapa kecamatan di Sukabumi dilanda bencana hidrometeorologi
Baca juga: Longsor dan banjir lumpur landa sejumlah kecamatan di Sukabumi Jabar


"Selama ini sumber mata air yang mati atau berkurang saat musim kemarau, saat ini sudah kembali normal, seiring turunnya hujan di sebagian wilayah," katanya.