Rejang Lebong, Bengkulu (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu, saat ini menyiapkan call center atau pusat panggilan penanggulangan bencana alam yang berkemungkinan terjadi di wilayah itu.
Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Kabupaten Rejang Lebong Shalahudin di Rejang Lebong, Selasa, mengatakan, daerah itu termasuk salah satu wilayah rawan bencana alam di Provinsi Bengkulu baik banjir, tanah longsor, angin puting beliung maupun letusan gunung berapi.
"BPBD Rejang Lebong saat ini sudah menyiapkan call center 24 jam, masyarakat Kabupaten Rejang Lebong tersebar dalam 15 kecamatan bisa kapan saja melaporkan kejadian bencana alam di wilayah masing-masing," kata dia.
Dia menjelaskan, call center atau pusat panggilan penanggulangan bencana alam ini dengan nomor 0821-70010084, dan 0857-70010084.
Keberadaan call center penanggulangan bencana alam tersebut, kata dia, berfungsi untuk memberikan pertolongan cepat kepada masyarakat yang di wilayahnya sedang terjadi bencana alam, terutama saat musim hujan saat ini.
Menurut Shalahudin, bencana alam sendiri dikategorikan menjadi delapan jenis diantaranya adalah banjir, letusan gunung berapi, tanah longsor, cuaca ekstrem, kebakaran hutan, kekeringan, pandemi dan gempa bumi.
Sementara itu mengantisipasi terjadinya bencana alam yang berkemungkinan terjadi di Kabupaten Rejang Lebong memasuki liburan Natal 2023 dan Tahun Baru 2024 pihaknya, selain membentuk call center juga akan menyiagakan alat berat berupa satu unit loader di Jalan Lintas Curup-Lubuklinggau, Sumsel.
Sedangkan untuk personel yang disiagakan berasal dari pusdalops, tim TRC, serta pada relawan BPBD tersebar di 156 desa dan kelurahan, di mana setiap desa/kelurahan terdapat lima relawan.
Dia mengimbau kalangan masyarakat Rejang Lebong untuk meningkatkan kewaspadaannya terutama mereka yang bermukim di kawasan rawan bencana alam seperti banjir maupun tanah longsor.
Baca juga: TNI membersihkan sungai di pedesaan Lombok Tengah
Baca juga: BPBD Mataram melanjutkan pencarian balita terseret arus sungai
Warga diminta agar segera mengungsi ke tempat aman sementara waktu jika hujan turun dengan intensitas sedang atau lebat dalam waktu yang cukup lama, karena berpotensi terjadinya tanah longsor maupun banjir.
Berita Terkait
Status darurat kekeringan ditetapkan di Lombok Tengah
Jumat, 13 September 2024 9:11
BPBD Mabar NTT minta warga dukung program sumur bor
Jumat, 6 September 2024 20:50
Desa di utara Sukabumi mulai mengalami kesulitan air bersih
Kamis, 29 Agustus 2024 6:11
Masyarakat Mataram diimbau tetap tenang terkait potensi megathrus
Senin, 26 Agustus 2024 13:51
BPBD NTB tunggu putusan pengadilan soal pemanfaatan shelter tsunami di KLU
Senin, 12 Agustus 2024 15:32
Gedung Pusdalops Mataram mulai dibangun September
Kamis, 8 Agustus 2024 10:39
KPK periksa saksi dari BPBD NTB soal dugaan korupsi shelter tsunami
Kamis, 8 Agustus 2024 4:35
Sosialisasi mitigasi bencana geologi digelar di Mataram
Rabu, 7 Agustus 2024 16:47