Lombok Barat (Antara NTB) - Sebanyak 16 "yacht" (kapal layar untuk pesiar) dari berbagai negara yang tergabung dalam komunitas "Atlantic Rally Cruises" meninggalkan perairan Gili Gede, Kecamatan Sekotong, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, untuk melanjutkan perjalanan menuju Australia.
"Para turis mancanegara yang membawa `yacht` itu kami lepas tadi pagi dengan acara pelepasan yang sederhana, namun mereka sangat mengapresiasi," kata Direktur PT Marina Del Ray H Abubakar Abdullah, di Lombok Barat, Minggu.
PT Marina Del Ray merupakan perusahaan yang akan membangun marina atau tempat parkir kapal pesiar di Gili Gede, Kecamatan Sekotong, Kabupaten Lombok Barat.
Ia mengatakan, sebanyak 25 wisatawan yang membawa "yacht" tersebut sudah berada di Gili Gede sejak Selasa (13/9). Mereka meninggalkan Gili Gede untuk melanjutkan perjalanan menuju Pulau Christmas di Australia, sebelum berlayar kembali menuju Cape Town di Afrika Selatan.
Mereka ada yang berasal dari Amerika Serikat, Amerika Latin, Jerman, Inggris, Selandia Baru dan Australia, Singapura dan Malaysia.
Selama memarkir kapalnya di perairan Gili Gede, kata dia, para wisatawan asing tersebut menyempatkan diri mengunjungi berbagai destinasi wisata di Pulau Lombok, seperti Kota Tua Ampenan di Kota Mataram, kawasan wisata pantai Senggigi dan Taman Narmada di Kabupaten Lombok Barat.
Mereka juga mengunjungi objek wisata air terjun benang kelambu, sentra kerajinan kain tenun Sukarara di Kabupaten Lombok Tengah, dan sentra pertanian hortikultura di Kecamatan Sembalun, Kabupaten Lombok Timur.
"Ada beberapa pemilik kapal menceritakan kesannya tentang `ngerampek` (cara panen padi tradisional Lombok). Dia sangat terkesan sekali dengan itu," ujar Abubakar.
Berbagai aktivitas para pemilik kapal pesiar tersebut, menurut Abubakar, telah memberikan dampak ekonomi, tidak hanya bagi masyarakat Desa Gili Gede dan Kecamatan Sekotong, tetapi masyarakat yang dikunjungi para wisatawan di Pulau Lombok.
"Saya tidak bisa menghitung berapa besar pengeluaran para turis asing itu selama berada di Lombok dalam waktu seminggu, yang pasti uang yang keluar tidak sedikit," katanya.
Namun, kata dia, kedatangan para wisatawan asing menggunakan "yacht" tersebut sepertinya belum mendapat dukungan dari pemerintah daerah. Sebab, hari pertama mereka tiba di Gili Gede, tak ada sambutan meriah apa pun.
Masyarakat Gili Gede hanya memberikan sambutan tari-tarian selamat datang atas inisiatif sendiri. Begitu juga pada saat acara pelepasan hanya dihadiri oleh Camat Sekotong. Padahal, masyarakat Desa Gili Gede sudah mengundang pejabat terkait di lingkup Pemerintah Provinsi NTB dan Pemerintah Kabupaten Lombok Barat.
"Para petualang laut dari berbagai negara itu bisa menjadi corong promosi pariwisata NTB karena mereka berada di Lombok selama seminggu dan menjelajahi sejumlah destinasi wisata, harusnya itu menjadi perhatian pemerintah daerah," ucap Abubakar.
Kedatangan belasan "yacht" dari berbagai negara ke Gili Gede kali ini merupakan yang kedua kali setelah sebelumnya sebanyak 14 kapal sejenis dari berbagai negara juga singgah di pulau tersebut pada September tahun 2015. (*)
Belasan "Yacht" Tinggalkan Perairan Gili Gede Lombok Barat
"Ada beberapa pemilik kapal menceritakan kesannya tentang `ngerampek` (cara panen padi tradisional Lombok). Dia sangat terkesan sekali dengan itu"