Koperasi UMKM NTB Serap 1,9 Juta Pekerja

id UMKM NTB

Koperasi UMKM NTB Serap 1,9 Juta Pekerja

Tas dari bahan baku kain tenun songket dan tas rajutan dari benang produksi para perempuan penyandang disabilitas di Desa Sukarara, Kabupaten Lombok Tengah, NTB. (ANTARA NTB/Awaludin)

"Hampir 50 persen dari total jiwa penduduk NTB sekitar 4,7 juta orang terserap di sektor UMKM dan koperasi"
Mataram (Antara NTB) - Koperasi serta usaha, mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Nusa Tenggara Barat yang menjalankan berbagai jenis usaha telah menyerap sebanyak 1,9 juta pekerja hingga 2016.

"Hampir 50 persen dari total jiwa penduduk NTB sekitar 4,7 juta orang terserap di sektor UMKM dan koperasi," kata Kepala Dinas Koperasi dan UMKM NTB Budi Subagio di Mataram, Selasa.

Ia menyebutkan jumlah UMKM yang tersebar di 10 kabupaten/kota sebanyak 644.708 unit dengan jumlah pekerja yang terserap sebanyak 1.869.740 orang.

Sementara itu, jumlah koperasi di NTB sebanyak 4.187 lembaga dengan jumlah pengurus dan anggota mencapai 31.954 orang.

Namun, dari total koperasi yang ada, sebanyak 2.472 lembaga masuk dalam kategori tidak aktif karena beberapa faktor, salah satunya tidak melaksanakan rapat anggota tahunan sesuai Undang-Undang Koperasi.

"Pekerja yang terserap di sektor koperasi ada yang menjadi pengurus, pengawas, manajer, dan karyawan, serta anggota," ujarnya.

Kinerja koperasi, kata Budi, juga makin membaik. Hal itu terlihat dari jumlah anggota yang mencapai 623.877 orang. Selain itu, modal sendiri mencapai Rp63 triliun, modal luar Rp0,754 miliar, dan total aset senilai Rp2,39 triliun, serta sisa hasil usaha Rp82,05 miliar.

Ke depan, menurut dia, jumlah tenaga kerja yang terserap akan makin banyak seiring dengan bertambahnya jumlah UMKM dan koperasi setiap tahunnya.

Selain itu, usaha yang dikembangkan juga diyakini bisa lebih maju. Pemerintah Provinsi NTB bersama kabupaten/kota terus melakukan peningkatan kapasitas dari pengurus koperasi dan pelaku UMKM.

Upaya tersebut dilakukan melalui bimbingan teknis penguatan sumber daya manusia, penguatan kelembagaan, dan peningkatan daya saing usaha serta produk.

Pihaknya juga memfasilitasi koperasi dan UMKM agar bisa mengakses permodalan di perbankan, khususnya kredit usaha rakyat (KUR) dengan bunga relatif ringan, yakni 9 persen per tahun.

"Realisasi penyaluran KUR menurut data kami mencapai Rp2,1 triliun dengan jumlah debitur sebanyak 98.204 orang. Nilai realiasi melampaui target sebesar Rp1,6 triliun," katanya.

Budi berharap keberadaan koperasi dan UMKM yang terus berkembang akan memberikan kontribusi terhadap program penurunan angka kemiskinan sebesar 2 persen per tahun atau 10 persen selama 5 tahun (2013 s.d. 2018). (*)