Operasi pasar murah di Mataram stabilkan harga telur

id operasi pasar,stabilkan harga telur,disdag mataram,mataram

Operasi pasar murah di Mataram stabilkan harga telur

Ilustrasi: pedagang telur di Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat (ANTARA/Nirkomala)

Sementara harga normal telur berkisar Rp1.500 per butir atau Rp45.000 per 30 butir atau per 'tray'
Mataram (ANTARA) - Dinas Perdagangan Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, mengusulkan kegiatan operasi pasar murah (OPM) untuk menstabilkan harga telur yang saat ini mencapai Rp1.800 per butir atau Rp52.000 hingga Rp54.000 per 30 butir atau masih di atas harga normal Rp1.500 per butir.

"Sementara harga normal telur berkisar Rp1.500 per butir atau Rp45.000 per 30 butir atau per 'tray'," kata Kepala Bidang Bahan Pokok dan Penting (Bapokting) Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Mataram Sri Wahyunida di Mataram, Selasa.

Dikatakan, OPM ini dinilai penting dilaksanakan untuk menekan atau menstabilkan harga telur agar tidak terjadi kenaikan, apalagi menjelang masuknya bulan suci Ramadhan 1445 Hijriah.

Menurut Sri, berdasarkan hasil survei di sejumlah pasar tradisional menyebutkan, kenaikan harga telur disebabkan karena produksi berkurang dan adanya pergantian induk ayam petelur atau afkir.

"Dengan demikian, peternak membutuhkan waktu untuk panen dengan menunggu masa bertelur ayam pengganti," katanya.

Baca juga: Stabilisasi harga, Disdag Mataram-BI gelar operasi pasar murah
Baca juga: Mataram usulkan operasi pasar beras antisipasi lonjakan harga


Terkait dengan itu, sebagai langka antisipasi terjadinya lonjakan harga telur, Disdag mengusulkan dan segera mempersiapkan kegiatan OPM bekerja sama dengan Bank Indonesia (BI) yang memiliki banyak peternak binaan.

"Kami juga akan koordinasi dengan para distributor untuk berpartisipasi melaksanakan OPM dalam waktu dekat sebelum masuk puasa," katanya.

Sedangkan terkait dengan harga, katanya, harga telur di OPM tentu akan jauh lebih murah dibandingkan dengan harga di pasar sebab harga di OPM merupakan harga langsung dari peternak.

"Jadi biaya operasional bisa berkurang, sehingga peternak bisa menjual telur dengan harga normal," katanya.

Sementara menyinggung tentang stok atau pasokan telur di Kota Mataram, tambah Sri, sejauh ini dipastikan masih tersedia. Hanya saja dari distributor hasil panennya berkurang sehingga berimbas pada kenaikan harga telur ayam di pasar.

Baca juga: Disdag Mataram menggelar operasi pasar murah telur stabilkan harga