PKS : Gubernur NTB Masuk Usulan Kader Untuk Wapres

id GUBERNUR NTB DICONKAN WAPRES

TGB ini, masuk berdasarkan usulan kader untuk bakal calon yang berasal dari luar partai
Mataram (Antara NTB) - Ketua DPW PKS Nusa Tenggara Barat H Abdul Hadi mengakui nama Gubernur NTB Dr TGH Muhammad Zainul Majdi menjadi salah satu di luar kader yang di usulkan untuk menjadi bakal Calon Wakil Presiden melalui partai itu pada Pilpres 2019.
"Memang nama Gubernur NTB salah satu yang masuk sinyal PKS untuk menjadi Wakil Presiden (Wapres)," kata Abdul Hadi di Mataram, Jumat.
Ia menjelaskan, munculnya nama TGH Muhammad Zainul Majdi atau akrab disapa Tuan Guru Bajang (TGB) menjadi bakal calon Wapres di Pilpres 2019, tidak terlepas dari usulan sejumlah kader PKS terhadap sosok gubernur dua periode itu.
"Jadi TGB ini, masuk berdasarkan usulan kader untuk bakal calon yang berasal dari luar partai," ujarnya.
Menurut Abdul Hadi, meski nama Gubernur NTB masuk dalam bursa PKS beserta sejumlah nama lain, untuk di usung menjadi bakal calon Wapres melalui partai itu, diakui Wakil Ketua DPRD NTB tersebut, sinyalnya tidak terlalu kuat.
"Ada masuk sinyal PKS, tetapi tidak terlalu kuat," katanya.
Sebelumnya, sejumlah elemen masyarakat mendorong dan menginginkan agar sosok Gubernur NTB itu, bisa tampil di Pilpres 2019.
Gubernur NTB TGH Muhammad Zainul Majdi mengaku meski banyak aspirasi seperti itu, dirinya menegaskan hingga kini belum memikirkan soal pencalonan menjadi Wapres.
"Bagi saya tugas di NTB cukup lama, masih ada satu tahun empat bulan sebagai gubernur. Jadi banyak yang masih dikerjakan," ucapnya.
Menurutnya, pelaksanaan tugas sebagai gubernur yang juga merupakan wakil pemerintah pusat di daerah tidak boleh terpecah-pecah, karena hanya fokus yang lain-lain (cawapres).
"Jadi saya harus fokus untuk menyelesaikan apa-apa yang belum terlaksana supaya bisa terlaksana. Karena gagasan berupa teori saja mulai terwujud. Yang lain-lain saya tidak pikirkan," tegasnya.
Walaupun sebagian aspirasi ini bukan aspirasi yang pertama dan tidak menyangkut dirinya secara pribadi, Zainul Majdi menilai hal itu wajar dan sah-sah saja. (*)