Mataram (ANTARA) - Sebanyak 170 personel kepolisian diterjunkan melakukan pengamanan rapat pleno terbuka rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara tingkat Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat di Hotel Jayakarta, Kecamatan Batulayar, Kamis.
Kapolres Lombok Barat AKBP Bagus Nyoman Gede Junaidi mengatakan seluruh personel telah melakukan simulasi pengamanan rapat pleno pada Selasa (27/2). Simulasi itu dilakukan untuk mengantisipasi adanya hal-hal yang tidak diinginkan selama rapat pleno berlangsung.
"Hari ini kami Polres Lombok Barat juga sudah melakukan simulasi pengamanan sebelum rapat pleno dimulai," ujarnya.
Menurutnya dari 170 personel dilibatkan berasal dari Satuan Brimob sebanyak satu peleton dan 2 pleton dari Direktorat Samapta untuk melakukan pengamanan tambahan.
"Jadi apabila ada situasi darurat. Ada juga tim Penjinak Bom (Jibom) nanti yang diterjunkan nanti," tambah Bagus.
Khusus tim Jibom, kata Bagus sudah melaksanakan sterilisasi area hotel Jayakarta. Ada pun pola pengamanan dipetakan dalam masing-masing ring.
"Mulai dari ring satu artinya, di dalam itu polisi tidak berseragam di sana. Setelah itu ring 2 kebanyakan polisi berseragam mungkin Samapta dan di ring 3 itu mendekati jalan itu personel lalu lintas," katanya.
Bila terjadi kondisi kontijensi, pihak kepolisian lanjut Bagus sudah menyiapkan tim escape untuk penyelamatan di lokasi Pleno.
"Itu sudah kita siapkan dari rekan-rekan Brimob," katanya.
Meski demikian, ia memastikan kondisi rapat Pleno yang sudah berlangsung sejak Rabu (28/2) kemarin hingga malam ini masih dalam situasi aman terkendali.
"Masih dalam situasi aman terkendali," katanya.
Sejak rapat pleno dimulai Rabu (28/2), sejumlah kecamatan telah melaksanakan rekapitulasi suara di pleno KPU Lombok Barat, di antaranya Kecamatan Batu Layar, Kecamatan Gunungsari, Kecamatan Narmada, Kecamatan Kediri, Kecamatan Labuapi, dan Kecamatan Kuripan, Kecamatan Lembar.
Ada pun dua kecamatan yang sedang melaksanakan rekapitulasi hingga malam ini Kecamatan Gerung dan yang belum Kecamatan Sekotong.