Pengadaan bibit singkong di Lombok Tengah dianggarkan Rp100 juta

id Lombok Tengah ,NTB,Dinas Pertanian,pengadaan bibit singkong

Pengadaan bibit singkong di Lombok Tengah dianggarkan Rp100 juta

Kepala Bidang Perkebunan pada Pertanian Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi NTB, Zaenal Arifin. ANTARA/Akhyar Rosidi

Singkong tersebut nantinya akan digunakan sebagai bahan baku tepung tapioka. Di mana, pabriknya kini sudah rampung dan segera beroperasi

Praya, Lombok Tengah (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) menyatakan telah menyiapkan anggaran pengadaan bibit singkong sekitar Rp100 juta untuk mendukung keberadaan pabrik tepung tapioka yang telah dibangun di Kecamatan Batukliang 2023

Kepala Bidang (Kabid) Perkebunan di Dinas Pertanian Lombok Tengah, Zaenal Arifin, di Praya, Jumat, mengatakan saat ini dari dinas sudah menyiapkan dana sekitar Rp100 juta yang bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) 2024 untuk pengadaan 39.500 bibit singkong.

“Singkong tersebut nantinya akan digunakan sebagai bahan baku tepung tapioka. Di mana, pabriknya kini sudah rampung dan segera beroperasi,” katanya lagi.

Ia mengatakan jenis singkong yang digunakan untuk bahan baku tepung tapioka itu adalah memiliki kadar pati tinggi. Sebetulnya, singkong di Lombok bisa saja digunakan, namun kualitas hasil tepung tentu berbeda.

“Sehingga kami lakukan pengadaan dari luar,” katanya pula.

Baca juga: Industri tepung singkong di Sumbawa Barat solusi kelangkaan terigu

Dia mengatakan bahwa bibit stek singkong sendiri akan dicari di luar NTB, karena singkong dengan varietas yang dibutuhkan belum ada di Lombok. Pihaknya berencana menanam singkong tersebut di bagian utara wilayah Lombok Tengah, karena lebih memungkinkan untuk mendapatkan produksi maksimal.

“Dana untuk pengadaan 39.500 batang singkong ini sekitar Rp 100 juta. Kami akan tanam di wilayah utara dan sudah ada sekitar 15 hektare lahan sebagai tempat menanam,” katanya.

Ia mengatakan sementara ini kemungkinan yang bisa digunakan sekitar empat hektare dan masa panen singkong hingga delapan bulan. Untuk memenuhi kebutuhan pabrik, bahan baku juga dapat diambil di kabupaten lain.

“Bahan baku untuk mendukung pabrik tepung tapioka itu bisa diambil dari daerah lain,” katanya lagi.

Baca juga: Rachmat Gobel dukung inovasi mi berbahan singkong

Keberadaan pabrik tepung tapioka ini bisa memproduksi tepung tapioka hingga 10 ton per hari. Sehingga tentu akan membutuhkan bahan baku yang cukup tinggi, sehingga pemerintah daerah berencana melakukan gerakan menanam singkong.

“Dinas Pertanian sudah menggelontorkan anggaran untuk pengadaan bibit singkong ini,” katanya pula.

Kepala Badan Perencanaan, Riset dan Inovasi Daerah (Bapperinda) Lombok Tengah Lalu Wiranata mengatakan bahwa sebenarnya pabrik tepung tapioka ini sudah rampung dikerjakan pada 2023. Namun, secara teknis belum bisa dioperasikan karena saat ini belum tersedianya bahan baku berupa singkong untuk pembuatan tepung tapioka.

“Pabriknya sudah jadi, tapi bahan bakunya yang menjadi kendala karena memang masyarakat yang menanam singkong skala besar ini yang belum ada terutama di wilayah Utara,” kata dia.

Oleh karena itu, solusi harus ada gerakan menanam singkong di semua desa terutama di wilayah utara ini. Jika pabrik ini sudah bisa difungsikan, akan mampu memenuhi kebutuhan tepung tapioka di Lombok Tengah bahkan di beberapa daerah lainnya.

“Singkong yang digunakan ini tidak sembarangan juga,  tapi ada jenis singkong khusus,” katanya pula.

Baca juga: Selera hambat singkong dan sagu jadi pengganti gandum