Mataram, NTB (ANTARA) - Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Negara (DJPb) Kemenkeu Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) mencatat nilai kredit program periode Januari sampai April 2024 di wilayahnya mencapai Rp1,72 triliun untuk 42.297 debitur.
"Sampai dengan akhir April 2024, kredit program telah menyentuh 42.297 debitur di 12 sektor dan 10 kabupaten/kota NTB, dengan total penyaluran Rp1,72 triliun," kata Kepala Bidang Pembinaan Pelaksanaan Anggaran DJPb NTB Maryono melalui keterangan tertulis yang diterima di Mataram, NTB, Senin.
Ia menyebutkan untuk rincian penerima kredit program tersebut adalah 2.760 debitur skema kecil, 25.983 debitur skema mikro, 4.858 debitur skema SuperMi, 8.695 debitur skema UMi, dan 1 debitur skema TKI.
"Kredit program mendukung perekonomian masyarakat dan menyentuh hampir seluruh lapangan usaha," ujarnya.
Baca juga: Realisasi pendapatan negara di NTB tumbuh 62 persen
Selain itu, kata Maryono, sebanyak 23.743 debitur bergerak pada sektor perdagangan besar dan eceran dan telah menerima total kredit sebesar Rp929,96 miliar.
Kemudian, sebanyak 13.537 debitur pada sektor pertanian, perburuan, dan kehutanan telah menerima total kredit sebesar Rp496,10 miliar.
Sementara, rincian debitur kredit program per lapangan usaha, di antaranya sektor industri pengolahan dengan 1.712 debitur dan total kredit sebesar Rp90,26 miliar.
Kemudian, sektor jasa kemasyarakatan, sosial budaya, hiburan, dan perorangan lainnya dengan 2.056 debitur dan total kredit sebesar Rp95,42 miliar.
Sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial dengan 20 debitur dan total kredit sebesar Rp2,47 miliar, sektor konstruksi dengan 8 debitur dan total kredit sebesar Rp650 juta, serta sektor penyediaan akomodasi dan makan minum dengan 333 debitur dan total kredit sebesar Rp44,17 miliar.
Baca juga: Kredit program pemerintah di NTB sentuh 26.326 debitur
Sektor perikanan dengan 560 debitur dan total kredit sebesar Rp25,46 miliar, sektor real estate, usaha persewaan, dan jasa perusahaan dengan 99 debitur dan total kredit sebesar Rp10,16 miliar, dan sektor transportasi, pergudangan, dan komunikasi dengan 220 debitur dan total kredit sebesar Rp24,47 miliar.
Lebih lanjut Maryono menyebutkan klasterisasi debitur kredit program masing-masing kabupaten/kota di NTB, dari Kabupaten Bima dengan 5.224 debitur, Dompu 3.066 debitur, Lombok Barat 5.202 debitur, dan Lombok Tengah 7.803 debitur.
Baca juga: DJPb: Kinerja pendapatan negara di NTB tumbuh 17,04 persen
Selanjutnya, Kabupaten Lombok Timur 8.369 debitur, Lombok Utara 1.333 debitur, Sumbawa 6.028 debitur, Sumbawa Barat 1.463 debitur, Kota Bima 368 debitur, dan Kota Mataram 3.441 debitur.
Untuk rincian realisasi penyaluran kredit program per lembaga penyalur sampai dengan 30 April 2024 adalah BCA Rp4,52 miliar, Bank Mandiri Rp297,3 miliar, Bank National Nobu Rp650 juta, BNI Rp176,04 miliar, BRI Rp970,44 juta, Bank Sinarmas Rp1,43 miliar, BSI Rp115,56 miliar, BTN Rp2,4 miliar, BPD Bali Rp11,45 miliar, BPD Jabar Rp30 juta, PT Pegadaian Syariah Rp96,70 miliar, dan SIKP UMi Rp49,40 miliar.
Baca juga: DJPb: Pajak dan PNBP penyumbang pendapatan negara terbesar di NTB
Berita Terkait
Dua desa di NTB raih apresiasi KIP Nasional
Sabtu, 30 November 2024 18:20
Pemprov NTB kejar target penurunan kemiskinan ekstrem dekati nol persen
Sabtu, 30 November 2024 18:19
Dinkes Mataram raih penghargaan TPKJM terbaik tingkat Provinsi NTB
Sabtu, 30 November 2024 14:01
Anggaran makan bergizi gratis di Mataram siap disesuaikan
Sabtu, 30 November 2024 12:41
PAD Lombok Tengah ditargetkan Rp478 miliar pada APBD 2025
Sabtu, 30 November 2024 7:21
Paslon Iqbal-Dinda klaim unggul di delapan daerah NTB
Jumat, 29 November 2024 21:06
Desa Aik Mual di Lombok Tengah raih apresiasi keterbukaan informasi publik 2024
Jumat, 29 November 2024 18:29
Prabowo ucapkan selamat atas kemenangan Iqbal di Pilkada NTB
Jumat, 29 November 2024 18:22