Jakarta (ANTARA) - Inkubator bisnis atlet wirausaha yang yang merupakan kolaborasi antara Kementerian Perindustrian Republik Indonesia, Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Provinsi Jawa Barat, KONI Jawa Barat, dan diinisiasi oleh PT SAB Indo Industries meluncurkan produk seragam taekwondo karya atlet taekwondo nasional Taufik Krisna.
Taufik menyatakan sangat senang atas peluncuran seragam taekwondo Dobok T-Ultra dan T-1 "TKS" di Hotel Malaka, Bandung, Selasa itu, karena memang dia telah lama bermimpi memiliki produk sendiri, sebuah seragam berinisial namanya.
“Alhamdulillah, akhirnya mimpi ini terwujud. Bangga, tapi juga sangat terharu atas kesempatan yang diberikan Kemenperin, KONI dan Dispora Jawa Barat,terutama, pendampingan selama enam bulan dimulai dari assessment, riset development, ujicoba, yang bahkan dites oleh atlet Taekwondo Korea Wak Young Min -saat launching ini," kata Taufik melalui siaran pers yang diterima di Jakarta, Rabu.
Taufik terpilih dari 100 atlet dan pelatih Jawa Barat yang mengikuti PON XXI di Papua, di mana 40 orang di antaranya mengirimkan proposal bisnis setelah mengikuti seminar dan workshop kewirausahaan di Bandung pada 14 Desember 2023.
“Sebagai pengurus KONI Jawa Barat, kami memikirkan masa depan atlet, khususnya atlet Jawa Barat, setelah mereka melewati masa keemasannya. Bersama Kemenperin, Dispora Jawa Barat, kami mencoba memberi jalan berupa seminar dan workshop, yang dilanjutkan pendampingan secara langsung yang praktiknya dilakukan oleh PT SAB Industries,” kata Andre Firmansyah, Pengurus KONI Jawa Barat sekaligus pemilik Speed Jersey, lini produk apparels dari PT SAB Industries.
Andre menambahkan ini bukanlah proyek bisnis semata melainkan bagian dari tanggung jawab sosial perusahaan. Ia berharap kelak atlet bukan hanya dipuja saat masa jaya, tetapi tetap eksis menjaga ekosistem olahraga tempat ia bernaung, misalnya dengan menjadi seorang enterpreneur.
Sebagai owner Speed Jersey, Andre mengatakan, bahwa proses tidak berhenti pada terluncurkannya produk Dobok T-Ultra dan T-1. “PT SAB Industries juga mendampingi proses pemasaran dan pendistribusiannya. Tentunya ini butuh dukungan dari Kemenperin, mengingat lini produk ini baru diproduksi oleh dua perusahaan olahraga di dua negara, jadi Indonesia adalah negara ke-tiga yang mengeluarkan produksi Dobok. Harapannya, produk ini bisa masuk di pasar Asia Tenggara,” kata Andre.
Menurut Andre, seragam taekwondo mengalami evolusi. Jika sebelumnya memiliki bahan yang kaku, maka sejak Olimpiade 2016 di Rio de Jeneiro, taekwondo memperkenalkan produk yang slim fit, bahkan sebagian material kainnya breathable.
"Hal inilah yang ditangkap sebagai peluang bisnis oleh Taufik Krisna. Jadi, saat perform, atlet taekwondo butuh pakaian yang fleksibel atau tidak menghambat pergerakan,” kata Taufik.
Menurut Taufik, saat seminar dan workshop kewirausahaan di Bandung tahun lalu, Taufik begitu bersemangat membuat proposal dan merancang seragam taekwondo dengan mengadaptasi ide yang dikeluarkan World Taekwondo di Olimpiade Rio 2016.
Ia bersyukur bahwa proposalnya menang dan mendapatkan pendampingan dari hulu ke hilir oleh PT SAB Industries. “Saya berharap,kesempatan ini bukan hanya untuk cabang olahraga taekwondo saja, tapi juga pada cabang olahraga lainnya,” paparnya.
Baca juga: NOC Indonesia apresiasi upaya PB TI mendapatkan "wildcard" olimpiade
Baca juga: Megawati sempat cedera saat persiapan SEA Games
Sementara itu, Perwakilan Direktur Industri Aneka dan IKM Sandang, Kimia dan Kerajinan, Kemenperin, Dimas Kusumaatmadja mengatakan Kemenperin pasti memperhatikan ekosistem dan asosiasi yang menaungi industri pakaian olahraga.
“Kami memiliki Indonesia Sport and Active Wear atau ISAW, sebuah event yang mendorong tumbuh kembangnya industri pakaian olahraga lokal,” tutur Dimas. Karenanya, ia berharap agar Dobok T-Ultra dan T-1, yang dipasarkan dengan nama merk TKS, dapat ikut serta pada ISAW Exhibition 2024, Sehingga TKS dapat menjadi referensi Indonesia sebagai line up seragam taekwondo atau dobok premium dengan standar internasional,” katanya.