Polda NTB akan cek dugaan pemotongan jatah benih bawang putih

id Petani sembalun,Pt pertani,Swasembada bawang putih,Kementan,Apbnp 2017,Pemotongan jatah,Jatah petani

Polda NTB akan cek dugaan pemotongan jatah benih bawang putih

Komoditas Bawang putih (Ilustrasi)

Kita akan cek dulu informasinya, apakah dugaan itu (pemotongan jatah benih) benar adanya atau tidak,
Mataram, (Antaranews NTB) - Kepolisian Daerah NTB akan mengecek keluhan petani di Kecamatan Sembalun, Kabupaten Lombok Timur, terkait dugaan pemotongan jatah benih bawang putih yang disalurkan pemerintah melalui sebuah BUMN yang dipercaya sebagai penangkar benih.

"Kita akan cek dulu informasinya, apakah dugaan itu (pemotongan jatah benih) benar adanya atau tidak," kata Direktur Ditreskrimsus Polda NTB Kombes Pol Syamsudin Baharuddin di Mataram, Selasa.

Pengecekan ini tentunya akan dilaksanakan sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP) kepolisian dalam menindaklanjuti keluhan, aduan, atau laporan dari masyarakat.

Karena itu, sebelum turun lapangan dan mengklarifikasi dugaan persoalan ini kepada para pihak yang terlibat, pihak kepolisian akan merapatkan barisan untuk menentukan arah penanganan.

"Pastinya kita akan bicarakan dulu, apakah berkaitan dengan bidang indagsi (industri, perdagangan, dan investasi) atau malah lari ke tipikor (tindak pidana korupsi), biar jelas arah penanganannya," ujar mantan penyidik Bareskrim Mabes Polri tersebut.

Berdasarkan keluhan petani yang telah disiarkan media massa pada Senin (14/5) disebutkan pemerintah memberikan anggaran sebesar Rp100 miliar dari dana APBN-P 2017 untuk penyerapan benih bawang putih lokal di Kecamatan Sembalun, Kabupaten Lombok Timur.

Anggaran untuk menyerap benih bawang putih produksi petani Kecamatan Sembalun, Kabupaten Lombok Timur, itu dipercayakan pemerintah kepada sebuah BUMN.

Namun karena ketersediaan benih bawang putih produki petani di Kecamatan Sembalun terbatas, BUMN tersebut hanya mampu menampung sebanyak 350 ton dari kuota 1.500 ton.

Dari 350 ton benih bawang putih yang berhasil diserap, BUMN itu telah menghabiskan anggaran APBN-P 2017 sebesar Rp30 miliar. Sisa anggaran senilai Rp70 miliar, telah dikembalikan ke negara.

Selanjutnya pada pertengahan Desember 2017, BUMN yang berperan sebagai penangkar benih, menyalurkan 350 ton benih bawang putih lokal kepada para petani yang ada di Kabupaten Lombok Timur.

Menurut data yang dihimpun dari Dinas Pertanian Kabupaten Lombok Timur, 350 ton dibagikan kepada 181 kelompok tani yang tersebar di 18 desa se-Kabupaten Lombok Timur.

Dengan luasan yang berbeda-beda, setiap kelompok tani mendapatkan kuota benih lokal bersama dengan paket pendukung hasil produksinya, mulai dari mulsa, pupuk NPK plus, pupuk hayati ecofert, pupuk majemuk, dan pupuk organik.

Namun dalam realisasinya, benih lokal yang dibagikan oleh BUMN itu diduga tidak sesuai dengan data. Bahkan, ada beberapa kelompok tani yang namanya tercantum dalam data, tidak mendapatkan jatah tersebut.

Hal itu terungkap dari pengakuan para ketua kelompok tani bawang putih yang masuk dalam data penerima bantuan benih bawang putih tahun 2017.

Ketua Kelompok Orong Sorga dari Kecamatan Sembalun, Sinawarni Kepada wartawan mengatakan banyak kelompok tani bawang putih yang tertera dalam data penerima bantuan, tidak utuh mendapatkan jatahnya.

"Seperti salah satu rekan kami dari Desa Sembalun Bumbung, atas nama Kelompok Tani Sembalun Bumbung Hijau, dengan ketuanya Amaq Gofar, luas lahannya 2 hektare, jatah benih lokalnya 1.400 kilogram. Namun sebiji pun mereka tidak dapat, dikemanakan benihnya," ujar Sinawarni.

Karena merasa ada yang janggal, Sinawarni bersama ketua kelompok tani lainnya melakukan penelusuran dan cek lapangan.

Kejanggalan itu muncul dari kesaksian para ketua kelompok tani yang melihat kegiatan 11 importir di Sembalun. Pascapembagian benih lokal dari BUMN tersebut, 11 importir yang sebelumnya mengeluhkan keterbatasan benih lokal, berlomba-lomba melakukan penanaman.

"Setelah stok untuk kita terbagi, kita melihat di lapangan 11 importir itu sudah menanam, ada yang menanam di atas lahan 5 hektare, 10 hektare. Setelah kita amati, benih yang mereka tanam ini rata-rata benih lokal, mereka dapat dari mana," katanya.

Karena itu, para petani mengindikasikan benih bawang putih lokal yang ditanam oleh importir diduga berasal dari jatah kelompok petani yang dipotong BUMN tersebut.(*)