Mataram (ANTARA) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), memberikan pendampingan layanan kesehatan bagi calon jamaah haji 2025 sampai mendapatkan sertifikat istitaah.
"Prinsipnya, kami komitmen bagaimana agar semua calon jamaah haji asal Kota Mataram bisa 100 persen mendapatkan istitaah kesehatan haji," kata Kepala Dinkes Kota Mataram Emirald Isfihan di Mataram, Kamis.
Data Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kota Mataram menyebutkan jumlah calon jamaah haji asal Kota Mataram tahun 2025 sebanyak 723 orang.
Komitmen itu, sambung Emirald, bertujuan membantu kebutuhan dan kepentingan dasar calon haji, sebab tanpa adanya istitaah kesehatan calon haji tidak bisa membayar Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (Bipih).
Baca juga: Kuota calon jamaah haji 2025 di Mataram sebanyak 723 orang
Sementara calon jamaah haji sudah menunggu puluhan tahun untuk bisa berangkat ke Tanah Suci dan hal itu menjadi sesuatu yang dimimpi-mimpikan semua calon jamaah.
"Karena itulah kami berusaha bagaimana memberikan pendampingan kesehatan agar mereka bisa lolos istitaah," katanya.
Kecuali jika ada calon jamaah haji yang benar-benar tidak bisa lolos, misal karena kelumpuhan, tidak ada pendamping, sehingga tidak bisa melakukan berbagai aktivitas secara mandiri.
Tahun lalu, kata dia, ada calon jamaah haji yang juga mengalami kendala tersebut, namun dia memiliki pendamping dan tim Dinkes aktif mendampingi dan diajarkan melakukan aktivitas inti mandiri.
"Alhamdulillah, setelah dinyatakan mampu, calon jamaah tersebut berhasil lolos istitaah," katanya.
Baca juga: Alhamdulillah! Ongkos haji 2025 diturunkan lagi
Untuk memberikan pendampingan itu, pihaknya sudah memiliki tim di 11 puskesmas se-Kota Mataram yang menjadi lokasi pemeriksaan kesehatan calon haji.
Kegiatan pemeriksaan calon jamaah haji di tingkat puskesmas sudah dimulai sejak tanggal 6 Januari 2025, namun sejauh ini Emirald mengaku belum mendapatkan laporan riil dari masing-masing puskesmas terkait data calon jamaah haji yang sudah lolos istitaah, dirujuk, risiko sedang, dan risiko tinggi.
"Insya Allah, dalam waktu dekat kami akan melakukan evaluasi. Kalau data-data riil ada di masing-masing puskesmas," katanya.
Emirald menambahkan dalam proses pemeriksaan kesehatan haji, selain dilakukan pemeriksaan fisik, juga pemeriksaan mental yang mencakup daya ingat.
Baca juga: Menag bertolak ke Saudi bawa misi Presiden soal haji murah berkualitas
Pemeriksaan kesehatan haji, kata dia, dilakukan secara terus menerus dari persiapan berangkat, saat di Tanah Suci, bahkan sampai pulang ke Tanah Air.
Untuk persiapan berangkat dilakukan pada tingkat puskesmas, tapi ketika ada yang membutuhkan rujukan karena penyakit tertentu, calon jamaah akan dirujuk ke rumah sakit, tapi setelah itu harus kembali lagi ke puskesmas.
"Puskesmas akan melengkapi data kesehatan calon jamaah melalui sistem koordinasi kesehatan haji. Jadi semua berawal dan berakhir di puskesmas," katanya.
Baca juga: Biaya haji 2025 turun jadi kado manis untuk masyarakat
Baca juga: Pemberangkatan jamaah haji gelombang pertama 2--16 Mei 2025
Dinkes Mataram berikan pendampingan layanan kesehatan haji hingga istitaah

Salah satu puskesmas di Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, yang melayani pemeriksaan kesehatan jamaah calon haji. ANTARA/Nirkomala.