Dinkes Mataram siapkan vaksin rabies

id Rabies

Dinkes Mataram siapkan vaksin rabies

Petugas Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Perikanan (KPKP) menyuntikan vaksin rabies ke anjing peliharaan milik warga di kawasan Mangga Dua Selatan, Jakarta, Selasa (8/1/2019). (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/pras) (1)

Tahap pertama, kami menyediakan sekitar 30 vaksin rabies untuk disebar ke puskesmas
Mataram (Antaranes NTB) - Dinas Kesehatan Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, telah menyiapkan puluhan vaksin rabies sebagai upaya antisipasi kasus penyakit rabies atau anjing gila di kota ini.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Mataram dr H Usman Hadi di Mataram, Senin, mengatakan, puluhan vaksin rabies tersebut disebar ke 11 puskesmas yang ada dienam kecamatan.

"Tahap pertama, kami menyediakan sekitar 30 vaksin rabies untuk disebar ke puskesmas. Jumlah itu bisa kita tambah sesuai kebutuhan," katanya.

Menurutnya, vaksin rabies tersebut merupakan bantuan dari Kementerian Kesehatan melalui Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat, yang selanjutnya didistribusikan ke kabupaten/kota sesuai dengan usulan masing-masing kabupaten/kota.

"Jadi, kalau vaksin tersebut habis kita tinggal mengajukan lagi ke Dinas Kesehatan Provin si NTB," ujarnya.

Vaksin antirabies ini, lanjut Usman, diberikan kepada masyarakat yang apabila terkena gigitan hewan pembawa rabies (HPR) yakni anjing, kucing dan kera, setelah sebelumnya dicuci dengan air mengalir selama 15 menit secara terus menerus.

"Dengan pemberian vaksin antirabies, sekitar 80 persen virus rabies bisa hilang dan tidak berkembang," katanya.

Dengan demikian, masyarakat yang kena gigitan bisa terhindar dari ancaman kematian. Oleh karena itu, pihaknya mengimbau, masyarakat yang terkena gigitan hewan pembawa rabies segera mendatangi pusat pelayanan kesehatan terdekat.

Sebagai upaya antisipasi penanganan dan penyebaran penyakit rabies di Kota Mataram, katanya, selain menyiapkan vaksin, Dinas Kesehatan juga telah memberikan penyuluhan tentang bahaya, penyebab, ciri-ciri, penanganan hingga dampak yang dapat ditimbulkan oleh virus rabies kepada masyarakat melalui puskesmas.

"Untuk tenaga kesehatan, sudah kami latih dan berikan pembekalan dalam penanganan kasus rabies," katanya.

Di sisi lain, Dinas Kesehatan berharap organisasi perangkat daerah dalam hal ini Dinas Pertanian dapat melakukan berbagai upaya mereduksi keberadaa HPR di Kota Mataram terutama jenis anjing liar.

"Bila perlu dilakukan eliminasi untuk HPR liar, dan segera melakukan vaksin untuk jenis HPR peliharaan. Jadi kalau punya peliharaan anjing, kucing atau kera sebaiknya diberikan vaksin agar tidak berpotensi membawa virus rabies," katanya.