Mataram (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) saat ini tengah fokus dalam menangani penyebaran rabies di daerah itu.
"Rabies merupakan kasus nasional yang membutuhkan perhatian secara nasional, demikian halnya di tingkat daerah," kata Sekretaris Daerah Kabupaten Bima Adel Linggi Ardi saat memimpin rapat evaluasi penanganan hewan penular rabies (HPR) di Bima, Selasa.
Dalam rapat itu dibahas koordinasi penanganan kasus gigitan hewan termasuk progres laporan penanganan yang sudah dilakukan oleh OPD terkait.
"Dinas Peternakan harus mendata semuanya, baik manusia maupun ternak yang berpotensi terdampak gigitan anjing karena tidak tertutup kemungkinan itu akan bisa menyebabkan penularan rabies," katanya.
"Dan yang terpenting melakukan deteksi dini untuk mengurangi dampak penyebaran," katanya menambahkan.
Plt Kadis Peternakan dan Keswan Kabupaten Bima Joko Agus Guyanto memaparkan, target vaksinasi hewan 70 ribu ekor dan 10 ribu anjing telah divaksin, dengan harapan bisa mencegah terjadinya kasus rabies.
"Untuk mencapai target diperlukan lebih banyak dosis vaksin yang disiapkan," ujarnya.
Baca juga: Distan beri vaksin rabies gratis kucing peliharaan di Mataram
Baca juga: Distan Denpasar beri layanan vaksinasi rabies
Ia mengatakan pihaknya sudah melakukan pemetaan dan pengambilan sampel otak anjing dan dikirim untuk dilakukan pemeriksaan ke Laboratorium Kesehatan Hewan di Denpasar.
"Terkait penanganan anjing gila ini para petugas kesehatan di seluruh Kecamatan telah dilakukan langkah-langkah untuk meningkatkan kemampuan penanganan kasus gigitan anjing liar," katanya.