Mataram (Antaranews NTB) - Direktur Utama RSUD Provinsi NTB dr Lalu Hamzi Fikri mengakui potensi pengembangan wisata medis begitu terbuka bagi Lombok.
"NTB ini berpotensi untuk menjadi tujuan wisata medis, peluang yang belum kita tangkap, peluangnya besar, Kemenkes (Kementerian Kesehatan) juga sudah mendorong untuk itu," katanya di Mataram, Kamis.
Ia mengatakan, RSUD NTB saat ini sendiri telah memiliki fasilitas unggulan, yakni radioterapi untuk penderita kanker. Layanan radioterapi, kata Hamzi, hanya memiliki 19 RS di Indonesia, dan RSUD NTB salah satunya.
"Ini bisa menjadi unggulan kita dalam wisata medis ke depan," ungkap Hamdi Fikri.
Hamzi menjelaskan, penyakit tidak menular itu dalam 27 tahun terakhir terus mengalami peningkatan, termasuk kanker yang terkait dengan gaya dan pola hidup seseorang.
RSUD NTB telah memiliki pengalaman dengan mengobati pasien dari Malaysia yang terkena penyakit kanker rahim setahun lalu. Selain memiliki fasilitas radioterapi, faktor keindahan alam Lombok menjadi pasien tersebut memutuskan berobat ke Lombok.
"Dia ingin berobat dan juga ingin menikmati keindahan alam Lombok. Akhirnya kami buat pola, kami rawat lalu kalau sudah agak segar kami ajak keliling ke Pantai Senggigi, dari aspek psikologis ternyata luar biasa dampaknya, dia merasa nyaman," ungkapnya.
Menurut dia, dengan fasilitas radioterapi tersebut pasien kanker bisa mendapatkan pengobatan komprehensif.
Hamzi mengatakan pelayanan kepada WNA tentu akan sedikit berbeda karena standar pelayanan yang tinggi, terutama dari sisi SDM dan RSUD NTB sudah memiliki SDM yang memadai untuk melayani pasien dari luar negeri.
"Kami juga sudah mengirim lima perawat RSUD NTB belajar di Korea selama setahun untuk belajar soal keperawatan dan juga membuat jaringan dengan Korea," ucap Hamdi Fikri.
Meski sudah memiliki fasilitas memadai, kata Hamzi, belum banyak pasien dari luar negeri yang berobat sekaligus berwisata di Lombok.
Hamzi berharap kerja sama dengan Dinas Pariwisata NTB membuat promosi fasilitas yang ada di RSUD NTB bisa semakin dikenal luas.
"Dokter-dokter kita sudah ada, sudah lengkap, tinggal kemas dan perbaiki layanan untuk menjual dalam bentuk promosi. Kami harap dalam MoU dari Dispar bisa membantu promosikan layanan kami," katanya.
Berita Terkait
KEK Sanur Bali diharapkan menjadi akselerator peningkatan ekonomi Indonesia
Rabu, 17 Januari 2024 6:07
Medan Hospital Expo digela guna genjot wisata medis
Sabtu, 25 Februari 2023 11:00
Konferensi konsil kedokteran internasional dukung wisata medis
Selasa, 8 November 2022 19:46
Wagub Bali sebut wisata kesehatan model pariwisata berkelanjutan
Rabu, 19 Oktober 2022 21:19
Sebanyak 14 rumah sakit dan tiga klinik Bali layani wisata medis
Selasa, 27 September 2022 20:14
Kemenparekraf menilai potensi wisata medis NTB besar
Rabu, 23 Desember 2020 6:27
NTB luncurkan wisata medis pertama di Indonesia
Minggu, 15 Desember 2019 0:11
Zul-Uhel sebut kampus dengan tambang rakyat harus bersinergi
Jumat, 8 November 2024 23:19