Jakarta (ANTARA) - Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI mengimbau WNI di Filipina untuk senantiasa memperhatikan keamanan pribadi dan mewaspadai gempa susulan usai gempa bermagnitudo 7,4 mengguncang Kepulauan Mindanao di wilayah Filipina selatan, Jumat pagi waktu setempat.
Menurut Direktur Pelindungan WNI Kemlu RI Judha Nugraha, KJRI di Davao City, yang berdekatan dengan pusat gempa, telah berkoordinasi dengan otoritas setempat serta komunitas masyarakat Indonesia.
“KJRI telah menyampaikan imbauan agar para WNI tetap waspada terhadap kemungkinan terjadinya gempa susulan,” ucap Judha secara tertulis merespons pertanyaan wartawan di Jakarta, Jumat.
Ia menambahkan bahwa sejauh ini tidak ada WNI yang dilaporkan menjadi korban akibat gempa tersebut. Diketahui saat ini terdapat sekitar 8.700 WNI yang menetap di Filipina selatan. Judha memastikan bahwa selain waspada keamanan, KJRI Davao City juga meminta para WNI untuk terus memonitor informasi dan arahan otoritas lokal serta supaya segera menghubungi KJRI apabila menghadapi situasi kedaruratan.
Baca juga: Kemenlu terkena efisiensi anggaran Rp2,03 triliun
Gempa bumi berkekuatan 7,4 magnitudo mengguncang Filipina bagian selatan pada Jumat pagi. Laporan badan Survei Geologi Amerika Serikat (AS) menyampaikan bahwa pusat gempa tersebut berada 127,9 kilometer dari kota Davao di Kepulauan Mindanao dan memiliki kedalaman 58 kilometer.
Gempa tersebut sempat memicu peringatan tsunami, meski kemudian telah dicabut oleh otoritas Filipina. Berdasarkan informasi otoritas Filipina, tercatat tiga warga setempat meninggal dunia akibat gempa dahsyat tersebut.
Baca juga: Sebanyak 69 WNI dikembalikan dari Filipina bukan korban TPPO
Sementara itu, kantor berita Filipina PNA mewartakan bahwa Presiden Ferdinand Marcos Jr. telah menginstruksikan semua badan pemerintah terkait penanggulangan bencana untuk segera mengaktifkan komunikasi dan berkoordinasi erat dengan otoritas wilayah yang terdampak gempa.
“Operasi pencarian, penyelamatan, dan pertolongan telah disiapkan dan akan diturunkan begitu situasi aman,” kata Marcos, sembari menambahkan bahwa departemen pemerintah terkait telah mempersiapkan pasokan bantuan dan layanan medis darurat.
