Jakarta (ANTARA) - Para WNI di Turki yang sebagian besar mahasiswa antusias mengikuti Pemilu 2019, salah satunya Mohan, yang rela menempuh 12 jam perjalanan dari Kota Rize menuju Tempat Pemungutan Suara Luar Negeri (TPSLN) Ankara, Sabtu (13/4).
Mahasiswa Universitas Recep Tayyib Erdogan itu datang mencoblos surat suara bersama 10 orang temannya menggunakan bus yang menempuh jarak lebih dari 900 kilometer, demikian keterangan tertulis KBRI Ankara, Senin.
Dari segi jarak sebenarnya Mohan dan rekan-rekannya lebih dekat ke Ibu Kota Georgia, Tiblsi, di wilayah Caucasus atau Ibu Kota Kurdistan, Erbil.
Sayangnya di kedua kota tersebut tidak ada TPS sehingga mereka harus menempuh perjalanan ke Ankara.
Mereka tiba di TPSLN Ankara dalam keadaan basah kuyup karena dalam perjalanan diguyur hujan es yang kerap terjadi di masa pancaroba di Turki.
Perjuangan serupa juga dialami mahasiswa lainnya. Selain dari Kota Rize, sejumlah mahasiswa juga datang dalam rombongan bus dari Sakarya, sekitar empat jam perjalanan dari Ankara.
Beda cerita mahasiswa, beda juga cerita Robi, wisatawan asal Malang, Jawa Timur, yang sudah hampir sebulan berwisata mandiri bersama istrinya ke berbagai negara Caucasus dan Asia Tengah.
Mendekati hari pencoblosan 13 April 2019, mereka menghubungi KBRI Ankara dan meminta dihubungkan dengan PPLN Ankara.
Akhirnya Robi dan istri terdaftar resmi di Daftar Pemilih Khusus (DPK) dan memanfaatkan surat suara cadangan yang berjumlah 2 persen dari Daftar Pemilih Tetap (DPT).
Robi bergerak ke Ankara dari Georgia menempuh perjalanan darat sejauh 1.400 kilometer, hampir dua hari perjalanan darat.
Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN) Ankara bekerjasama dengan KBRI dan Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Ankara mencoba membuat suasana di TPS semeriah mungkin.
Selain menyediakan photo booth dan makanan ringan a la Turki, selama pemungutan suara juga diadakan lomba swafoto dengan berbagai macam hadiah menarik.
"Dengan dukungan semua pihak, khususnya KBRI dan PPI, kami mencoba membuat hari pemungutan suara benar-benar seperti pesta demokrasi. Ini menambah antusiasme pemilih. Ini lebih mirip lebaran daripada sebuah peristiwa politik", ujar Ketua PPLN Ankara Siti Aisyah yang juga mahasiswa S3 di salah satu kampus di Ankara.
TPS Ankara dibuka pada Sabtu (13/4) mulai pukul 08.00 dan ditutup hingga pemilih terakhir yang hadir menjelang pukul 19.00 waktu setempat.
Dari total 249 WNI yang terdaftar akan memilih di TPS Ankara, sebanyak 76,41 persen menggunakan hak pilihnya. Sementara itu, 705 WNI lainnya memilih untuk menyalurkan hak suaranya melalui metode Pos.
PPLN Ankara akan melakukan penghitungan suara pada 17 April 2019, berbarengan dengan penghitungan suara di Tanah Air.