Hadir dalam deklarasi kebangsaan "Pancasila Power-Indonesia Power" yang digelar di Kampus C IKIP Budi Utomo Malang itu adalah Kapolres Malang Kota AKBP Asfuri, Dandim 0833 Kota Malang Letkol Inf Tommy Anderson, Wakil Wali Kota Malang Sofyan Edi Jarwoko, anggota DPR RI Rieke Diah Pitaloka, Rektor IKIP BU Dr Nurcholis Sunuyeko, serta sejumlah tokoh masyarakat dan anggota DPRD Kota Malang.
"Bersama sejumlah tokoh lokal dan nasional sebagai bentuk keprihatinan akan isu-isu yang mengancam perpecahan bangsa, kami ingin merekatkan kembali antara anak bangsa yang ada di Malang dan di manapun untuk bergandeng tangan membangun negeri ini dengan damai, aman dan nyaman," kata Rektor IKIP Budi Utomo Dr Nurcholis Sunuyeko di sela deklarasi.
Ia mengakui deklarasi kebangsaan ini sebagai bentuk keprihatinan IKIP Budi Utomo terhadap isu-isu yang terus berkembang tanpa disaring dan itu mengancam perpecahan bangsa, apalagi informasi simpang siur di media sosial yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya harus diluruskan.
Sedikitnya 500-600 mahasiswa dari berbagai program studi yang mengenakan pakaian adat daerah masing-masing juga BEM IKIP Budi Utomo dan Puskitdikdaya kampus setempat.
Sementara itu, Wakil Wali Kota Malang Sofyan Edi Jarwoko menegaskan kembali hingga saat ini tidak ada upaya pemulangan para mahasiswa asal Papua, mereka melakukan aktivitas dengan aman dan damai tanpa ada permasalahan.
"Kami minta mahasiswa Papua yang ada di Malang maupun yang ada di daerah lain agar tidak terprovokasi atas isu apapun yang tak bertanggung jawab. Studi mereka lancar, aman, dan damai,” katanya.
Selain itu, Sofyan Edi menegaskan para mahasiswa Papua yang ada di Kota Malang dijamin keamanannya, pihak kepolisian juga siap mengamankan dan memastikan tidak ada permasalahan antara warga dengan mahasiswa asal Papua.
"Saya perjelas, jika saya tidak pernah menyatakan pendapat atau mengatakan pemulangan mahasiswa Papua, jangan terprovokasi. Kita semua Indonesia, mari jaga persatuan dan kesatuan,” ucapnya.
Kampus IKIP Budi Utomo yang dikenal sebagai miniatur Indonesia ini tidak ingin serangkaian peristiwa di Papua mengoyak persatuan dan kesatuan serta Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Sebelumnya IBU Malang juga menggelar berbagai kegiatan kebudayaan untuk merekatkan jalinan bahwa kita semua adalah anak bangsa yang berada dalam satu bingkai NKRI. (*)