Mataram (ANTARA) - Penataan Pasar Cakranegara di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, dengan anggaran Rp2,5 miliar masih terkendala relokasi pedagang kaki lima (PKL) di Jalan AA Gde Ngurah.
Kepala Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Mataram H Amran M Amin di Mataram, Senin, mengatakan sebenarnya penataan kawasan Pasar Cakranegara sudah dimulai karena kontrak dengan pihak ketiga telah ditandatangani.
"Namun karena terlalu banyak segmen yang perlu diperhatikan, seperti PKL, pemilik toko dan los pasar masih menjadi kendala yang harus segera diselesaikan," katanya.
Oleh karena itu, katanya, direncanakan Selasa (27/8), pihaknya akan melakukan kordinasi terutama kepada para PKL yang berada di Jalan AA Gde Ngurah dan los pasar agar mereka mau direlokasi sementara.
Sejauh ini, pemerintah kota merencanakan merelokai PKL di Jalan AA Gde Ngurah yang selama ini masih di depan Taman Mayure, namun hingga saat ini belum juga ada kesepakatan dengan pihak pura.
"Tapi pada prinsipnya, pemerintah kota tidak pernah mau menggusur PKL apalagi menghilangkan mata pencaharian masyarakat, pemerintah hanya mau menata," katanya.
Menurutnya, jumlah PKL yang ada di bagian barat dan timur Jalan AA Gde Ngurah sekitar 50 orang pedangan, yang rata-rata menjual kopiah, kacamata serta berbagai akseori lainnya.
Kalaupun para PKL tetap tidak mau direlokasi, kata Amran, solusi yang dapat ditawarkan kepada PKL adalah dengan tidak membawa gerobak mereka ke pinggir jalan.
"Artinya, mereka tetap boleh berjualan tetapi hanya membawa barang dagangan seperlunya, sementara gerobak dan lainnya silakan disimpan di dalam pasar," katanya.
Dengan demikian, lanjutnya, kondisi jalan AA Gde Ngurah bisa terlihat tetap steril dan rapi, dengan penataan PKL hanya pada satu sisi saja agar tidak memicu kemacetan arus lalu lintas.
"Penataan kawasan Pasar Cakranegara itu bertujuan mendukung program pemerintah dalam penataan kawasan bisnis Cakranegara tahap kedua, yang akan menjadikan kawasan Cakranegara sebagai salah satu objek wisata belanja," katanya menambahkan.