Mataram, (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) masih mempertahankan dana subsidi penerbangan lokal dari Bandara Selaparang Mataram di Pulau Lombok ke sejumlah bandara di Pulau Sumbawa.
"Awalnya sempat terjadi pro kontra soal dana subsidi tahun 2010 karena dana subsidi lebih bersifat stimulan saja, bukan berkelanjutan. Namun pada akhirnya disetujui untuk dipertahankan program subsidi itu," kata Kepala Biro Keuangan Setda NTB H. Awaludin, di Mataram (20/1).
Ia mengatakan pro kontra dana subsidi itu mencuat ketika sebagian pihak yang berkompeten menghendaki hanya rute Mataram-Sumbawa yang masih perlu disubsidi, sementara rute Mataram-Bima cukup dengan pola kerja sama operasional (KSO) dengan maskapai penerbangan.
Pola subsidi sama dengan penyaluran dana hibah berbeda dengan pola KSO yang bernuasa investasi dan menghasilkan pendapatan bagi pemerintah daerah.
"Meski pro kontra pada akhirnya disepakati untuk tetap mengalokasikan dana APBD NTB sebesar Rp5 miliar untuk program subsidi penerbangan lokal di tahun 2010 baik rute Mataram-Sumbawa maupun Mataram-Bima," ujarnya.
Ia mengakui Pemerintah Provinsi NTB masih menganggap penting dukungan dana subsidi untuk kelancaran penerbangan lokal Lombok-Sumbawa yang sudah diterapkan sejak tahun 2007 lalu.
Sejak 2007 Pemprov NTB telah mengalokasikan dana subsidi tarif angkutan udara untuk penerbangan lokal dari Pulau Lombok ke Pulau Sumbawa sebesar Rp2,23 miliar, dengan frekuensi penerbangan 3 kali seminggu, yakni Selasa, Kamis dan Minggu.
Rute penerbangan Mataram (Pulau Lombok) ke Sumbawa, Bima dan Dompu (Pulau Sumbawa) tiga kali seminggu itu menggunakan pesawat ATR/42-3000 milik maskapai penerbangan Trigana Air dalam pengelolaan PT Transnusa Air Service.
Kebijakan subsidi tarif angkutan udara itu ditempuh karena rute penerbangan Mataram-Sumbawa-Bima itu sempat terhenti cukup lama karena tidak ada maskapai penerbangan yang berminat.
Pemprov NTB kemudian menambah alokasi dana subsidi tarif angkutan udara itu menjadi Rp7 miliar agar frekuensi penerbangan juga bertambah dari tiga kali seminggu menjadi tujuh kali atau setiap hari.
Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Provinsi NTB Ahmad Baharuddin mengatakan peningkatan dana subsidi itu berdampak langsung pada penambahan frekuensi penerbangan lokal di wilayah NTB.
Hal itu dimaksudkan untuk memberi kemudahan kepada pengguna jasa transportasi udara agar 'seat' terisi penuh setiap penerbangan.
Selain itu juga untuk mempercepat mobilitas pembangunan ekonomi lokal dan regional karena Pulau Sumbawa merupakan pintu mobilitas barang dan jasa ke dan dari wilayah timur seperti Nusa Tenggara Timur (NTT).
"Upaya itu merupakan langkah terobosan dalam membuka akses transportasi udara di wilayah NTB sekaligus menjawab tuntutan kebutuhan masyarakat," kata Baharuddin.(*)