Mataram (ANTARA) - Mathla’ul Anwar bersama beberapa Ormas (Organisasi Kemasyarakatan) lainnya serta Pemerintah Daerah yang dianggap berperan dalam membina dan memajukan Ormas mendapatkan penghargaan dari Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).
Penganugerahan “Ormas Award 2019” sebagai bentuk pengakuan dan apresiasi atas eksistensi dan kontribusi Ormas bagi kemajuan bangsa itu dilakukan secara langsung oleh Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian di Jakarta, Senin.
Mendagri memberikan penghargaan tersebut dengan delapan kategori, yakni kategori bidang pendidikan, pemberdayaan perempuan, tata kelola pemerintahan, penanggulangan bencana, kebudayaan, kesehatan, lingkungan hidup, dan pemberdayaan ekonomi masyarakat.
Penghargaan dimaksud juga diberikan untuk kategori pemerintah daerah pembina Ormas dan kategori khusus bakti sepanjang masa untuk Indonesia.
Selain Mathla’ul Anwar, Ormas yang menerima penghargaan adalah Perkumpulan Kapal Perempuan, Perludem, Yayasan IDEP, Yayasan Kebudayaan Rancage, Yayasan Thalassemia Indonesia, Yayasan Pendidikan Konservasi Alam, Lembaga Pengembangan Sumber Daya Mitra, dan Selamat Pagi Indonesia.
Ormas dan lembaga lain yang menerima penghargaan yaitu Aisyiyah, Muslimat Nahdlatul Ulama (NU), Kongres Wanita Indonesia (Kowani), Pemerintah Provinsi Jawa Timur, Pemerintah Kabupaten Rejang Lebong Provinsi Bengkulu, dan Pemerintah Kota Palopo Provinsi Sulawesi Selatan.
Mendagri dalam sambutannya mengucapkan selamat kepada para peraih “Ormas Award 2019”, dan dia menyatakan bahwa penghargaan itu diberikan melalui penilaian yang obyektif.
"Kami harapkan Ormas mampu menjadi penyeimbang dan mampu memberikan kritikan kepada pemerintah. Di sisi lain Pemerintah tidak boleh alergi terhadap kritikan selama kritik itu bersifat membangun," kata Tito.
Mathla’ul Anwar sendiri mendapatkan penghargaan sebagai salah satu Ormas yang berdiri dan mengabdi sejak sebelum Kemerdekaan RI pada 1945, terutama terkait perannya memajukan bidang pendidikan dalam upaya turut mencerdaskan bangsa.
Pemberian “Lifetime achievement award” kepada Mathla’ul Anwar dari Mendagri diterima secara langsung oleh Ketua umum Ormas tersebut, KH Ahmad Sadeli Karim.
Mathla’ul Anwar didirikan berselang empat tahun setelah berdirinya Muhammadiyah serta sepuluh tahun lebih awal dibanding NU.
Muhammadiyah dirikan pada 1912 di Yogyakarta oleh KH Ahmad Dahlan dan NU pada 1926 di Surabaya oleh KH Hasyim Asy’ari.
Kini dalam usianya yang mencapai 103 tahun Mathla’ul Anwar telah memiliki pengurus wilayah di 30 provinsi, 63 perguruan, dan ribuan madrasah di seluruh Indonesia.
Ormas Islam itu juga telah memiliki perguruan tinggi, yakni Universitas Mathla’ul Anwar (UNMA). UNMA saat ini merupakan salah satu perguruan tinggi swasta terbesar dan terkemuka di Provinsi Banten.
Salah satu pendiri Mathla’ul Anwar, yakni KH Mas Abdurrahman akan segera diusulkan untuk mendapatkan penghargaan sebagai “Pahlawan Nasional” mengingat jasanya yang besar bagi kemajuan dunia pendidikan di Indonesia.
Berita Terkait
Puluhan Warga Mataram Lakukan Aksi Gunduli Kepala
Jumat, 21 Agustus 2015 15:53
Haji- 60 Persen Calon Haji Mataram Risiko Tinggi
Rabu, 19 Agustus 2015 21:37
Bupati Sumbawa Barat Evaluasi Jelang Akhir Jabatan
Selasa, 11 Agustus 2015 7:40
Legislator Kecewa Anggaran Sosial Minim Dialokasikan Pemprov NTB
Rabu, 5 Agustus 2015 23:18
Anggaran pengamanan pilkada sumbawa barat rp1,5 miliar
Jumat, 31 Juli 2015 15:01
Paket "K2" Pertama Mendaftar Ke KPU KSB
Senin, 27 Juli 2015 11:14
Paket "f1" didukung partai terbanyak dalam pilkada
Minggu, 5 Juli 2015 14:21
Ikan tuna NTB mengandung merkuri kadar rendah
Rabu, 10 Juni 2015 6:56