HUT TNI Tampilkan Drama Perjuangan Jenderal Sudirman

id HUT TNI

HUT TNI Tampilkan Drama Perjuangan Jenderal Sudirman

Salah satu adegan drama Kolosal Perjuangan Panglima Besar Jenderal Sudirman yang ditampilkan dalam Perayaan HUT TNI Ke-70 di lapangan Malomba, Ampenan, Kota Mataram, Senin

"Itu yang menjadi landasan Jenderal Sudirman memperjuangkan kemerdekaan Indonesia, itu tekad kuat negara kita,"
Mataram (Antara NTB) - Perayaan Hari Ulang Tahun ke-70 Tentara Nasional Indonesia di Lapangan Malomba Ampenan Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, Senin, menampilkan drama kolosal kisah perjuangan Panglima Besar Jenderal Sudirman dalam mempertahankan kemerdekaan negara Republik Indonesia.

Drama ini diperankan oleh anggota TNI dari Kesatuan Koramil 1606-04/Gerung berkolaborasi dengan Sat Pol PP Lombok Barat, FKPPI Lombok Barat dan SMKN 1 Kuripan, yang disutradarai Ir Sri A.

Dalam adegan pertama diceritakan Jenderal Sudirman sebelumnya bergabung dengan tentara Pembela Tanah Air (PETA) yang disponsori oleh Jepang di tahun 1944, dan langsung menduduki jabatan sebagai komandan batalyon di Banyumas.

Selama menjabat sebagai komandan batalyon, Jenderal Sudirman bersama prajuritnya terus melakukan pemberontakan yang hingga akhirnya diasingkan di pusat penahanan di Bogor, Jawa Barat.

Sampai pada 17 Agustus 1945 Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya, Jenderal Sudirman ke Jakarta untuk bertemu langsung dengan Presiden Soekarno.

Pria yang mengawali karirnya sebagai seorang guru di Sekolah Dasar Muhammadiyah itu, terus melakukan perlawanan dengan taktik gerilya melawan tentara Belanda.

Puncak perjuangannya terjadi pada 19 Desember 1948, saat Belanda melancarkan Agresi Militer II untuk menduduki Yogyakarta. Jenderal Sudirman yang didampingi dokter pribadinya bersama pasukan setianya itu masuk ke hutan untuk melawan para penjajah.

Dengan gigihnya taktik gerilya yang digunakan Jenderal Sudirman, membuat Belanda menarik diri dari Yogyakarta. Pada akhirnya pada 26 Desember 1949, Belanda mengakui kemerdekaan Indonesia.

Pertunjukan drama ini mendapat perhatian dari seorang Veteran asal NTB H Abdul Kadir. Ia mengatakan bahwa perjuangan yang dicerminkan Panglima Besar Jenderal Sudirman itu untuk mempertahankan kemerdekaan yang diproklamasikan Bung Karno dan Bung Hatta pada 17 Agustus 1945.

"Itu yang menjadi landasan Jenderal Sudirman memperjuangkan kemerdekaan Indonesia, itu tekad kuat negara kita," katanya.

Sehingga, lanjutnya, hal yang dapat dipetik dari drama ini yakni para generasi muda harus menjaga empat pilar warisan para pejuang, yaitu Pancasila, NKRI, UUD 1945, dan Bhinneka Tunggal Ika. "Empat pilar yang ada di Negara Kesatuan Republik Indonesia ini harus dipertahankan kemurniannya," kata Kadir. (*)