Penanganan lingkungan hidup membutuhkan ide kreatif

id Masalah Lingkungan

Penanganan lingkungan hidup membutuhkan ide kreatif

Ilustrasi - Alat berat mengeruk sampah yang mengendap di Waduk Pluit, Jakarta Utara. (Antara News) (1)

"Baik itu pemerintah, dunia usaha, para pakar, maupun pihak lain agar memberi perhatian pada permasalahan lingkungan"
Mataram (Antara NTB)- Wakil Wali Kota Mataram H Mohan Roliskana mengatakan, menangani permasalahan lingkungan dibutuhkan ide-ide kreatif dan pemikiran segar dari semua pemangku kepentingan.

"Baik itu pihak pemerintah, dunia usaha, para pakar, maupun juga pihak lain agar seluruh lapisan masyarakat memberi perhatian pada permasalahan lingkungan," katanya saat membuka seminar membahas mengenai penguatan kelembagaan daerah dalam pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup di Mataram, Nusa Tenggara Barat, Rabu.

Termasuk pula, lanjutnya, dengan melibatkan para anggota PKK se-Kota Mataram yang dianggap sebagai salah satu ujung tombak dalam upaya menjadikan masyarakat Kota Mataram sebagai masyarakat yang berwawasan lingkungan.

Mohan menyakini, dengan sentuhan anggota PKK akan lebih cepat membawa dampak positif, sebab pendekatan melalui ibu-ibu akan memiliki dampak yang lebih konkret dan efektif.

Dikatakan, persoalan lingkungan masih menjadi persoalan yang krusial dan mendapat perhatian khusus di Kota Mataram.

"Bukan hanya mengenai sampah saja, melainkan juga air, dan kualitas udara perlu mendapat perlakuan yang tepat agar sumber daya alam yang ada dapat terus terjaga," katanya.

Namun, katanya, mengubah perilaku masyarakat agar berwawasan lingkungan merupakan upaya yang cukup rumit, tetapi dengan dilibatkannya PKK Kota Mataram sebagai sasaran dalam kegiatan ini sangat tepat.

"Mengingat ibu-ibu pula yang menghasilkan sampah organik terbesar yang berasal dari sampah dapur," sebutnya.

Di samping itu, pihak sekolah juga harus dilibatkan selain satuan kerja perangkat daerah (SKPD) terkait sebagai sasaran kegiatan, agar lebih banyak pihak yang ikut bertanggung jawab dalam menjaga lingkungan.

"Kita tidak boleh egois, sebab ada tanggung jawab besar bagi kita untuk menyediakan lingkungan yang baik untuk anak-anak kita," katanya.

Sementara Kepala Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion (P3E) Bali dan Nusa Tenggara Rijaluzzaman yang hadir dalam kegiatan itu mengatakan, kualitas lingkungan sangat menentukan kualitas manusianya.

Karena itu pihaknya secara terus-menerus berusaha mendorong partisipasi masyarakat, karena persoalan lingkungan adalah persoalan perubahan perilaku dan kebiasaan yang ada di tengah masyarakat.

"Semakin meningkat jumlah penduduk, semakin rumit pula persoalan lingkungan yang dihadapi dan semoga kegiatan ini menjadi gerakan massal dan tidak berhenti sampai di sini saja," ujarnya.

Di NTB menurut Rijaluzzaman, pihaknya hanya menggelar dua kegiatan seminar bertema lingkungan ini, yaitu di Kota Mataram dan Lombok Timur.

Dipilihnya Kota Mataram untuk kegiatan ini dikarenakan Kota Mataram merupakan pintu gerbang NTB dan memiliki permasalahan lingkungan yang cukup rumit.

Untuk Pemerintah Kota Mataram, Rijaluzzaman memberikan ide untuk menerapkan program "eco-office" di kantor-kantor SKPD dengan berbagai cara seperti mengurangi pemakaian plastik, kertas, penghematan air, dan sumber daya alam lainnya.

"Program yang sama telah diterapkan di beberapa kantor pemerintah di Bali, dan dinilai cukup memberi dampak positif," sebutnya.

Seminar yang membahas mengenai penguatan kelembagaan daerah dalam pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup melalui pemangku kepentingan terkait itu digelar atas kerja sama Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Mataram dengan P3E Bali dan Nusa Tenggara melibatkan 150 orang peserta yang berlangsung selama dua hari, 27-28 April 2016. (*)