Seoul (ANTARA) - Korea Selatan telah mengembangkan sebuah rudal jelajah yang mampu menghantam tempat-tempat nuklir atau militer di Korea Utara, menurut laporan, Sabtu.
Badan untuk Pengembangan Pertahanan milik negara telah mulai membuat rudal darat-ke-darat Hyunmu-3C dengan jarak mencapai 1.500Km itu, kata seorang pejabat pertahanan yang tak disebutkan namanya seperti dikutip oleh kantor berita Yonhap.
Rudal Hyunmu-3C juga akan mampu mencapai bagian-bagian China, Jepang dan Rusia. Versi Hyunmu sebelumnya mempunyai jarak tembak hanya 1.000Km.
Laporan itu tidak dapat dikonfirmasi dengan segera.
Berdasar satu perjanjian dengan Amerika Serikat, yang menempatkan 28.000 tentara di negara itu dan menjamin "payung" nuklir jika terjadi perang, Seoul membatasi jarak rudal balistiknya hingga maksimal 300Km.
Tapi negara itu telah diperbolehkan untuk memperpanjang jarak rudal jelajahnya sepanjang muatannya tetap di bawah 500Kg (1.100 pon).
Korea Selatan telah mempercepat pesenjataan jarak jauhnya untuk menghadapi ancaman dari ratusan rudal balistik Korea Utara.
Utara memiliki sekitar 600 rudal Scud yang mampu menghantam sasaran-sasaran di Korea Selatan, dan mungkin juga mencapai wilayah Jepang dalam beberapa kasus.
Ada 200 rudal Rodong-1 lain yang dapat mencapai Tokyo.
Selain itu, Utara telah tiga kali melakukan uji coba peluncuran rudal antarbenua Taepodong.
Kedua negara itu secara teknis tetap berperang sejak konflik 1950-53 mereka berakhir hanya dengan gencatan senjata dan tanpa perjanjian perdamaian.
Ketegangan meningkat sejak Selatan dan AS, dengan menyebut penemuan penyelidikan multinasional, menuduh Korea Utara telah mentorpedo sebuah kapal perang Korea Selatan di dekat perbatasan laut yang tegang pada Maret lalu.
Utara dengan marah membantah keterlibatannya dan mengatakan pernyataan Dewan Keamanan PBB pada 9 Juli -- yang mengutuk serangan itu tanpa menyebut secara khusus pelaku kejahatannya -- membuktikan pendapatnya.
Setelah pernyataan PBB tersebut, negara itu menegaskan kembali keinginan bersyaratnya untuk kembali ke pembicaraan pelucutan senjata nuklir enam pihak yang macet.
Kementerian unifikasi Korea Selatan yang menangani hubungan lintas-perbatasan menyatakan, Korea Utara tampaknya akan mempersiapkan serangan diplomatik guna mengurangi ketegangan.
Dalam satu laporan berkala, kementerian itu mengatakan Utara tampaknya ingin "mengubah suasana kritis di sekitar melalui dialog aktif" menyusul pernyataan PBB tersebut, yang Pyongyang klaim sebagai kemenangan diplomatik.
Selatan menegaskan, tetangganya itu pertama-tama harus minta maaf atas serangan terhadap kapal yang menyebabakn 46 oang tewas dan menghukum mereka yang bertanggungjawab.(*)