Satu RS darurat COVID-19 di Kota Mataram penuh

id covid,RS,darurat,mataram

Satu RS darurat COVID-19 di Kota Mataram penuh

Fizz Hotel salah satu rumah sakit darurat COVID-19 di Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat. (Foto: ANTARA/Nirkomala)

Mataram (ANTARA) - Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat menyebutkan satu dari dua rumah sakit (RS) darurat COVID-19 yang disiapkan Pemerintah Kota Mataram untuk pasien COVID-19 tanpa gejala, sudah penuh.

Anggota Satuan Tugas (Satgas) COVID-19 Kota Mataram dr H Lalu Herman Mahaputra di Mataram, Rabu, mengatakan RS darurat COVID-19 yang sudah penuh itu adalah Hotel Nutana di Jalan Airlangga.

"Terakhir kemarin kita masukkan lima pasien COVID-19 tanpa gejala, sehingga 40 tempat tidur di RS darurat sudah penuh," kata dr Herman yang juga Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Mataram.

Dia mengatakan dengan penuhnya satu RS darurat COVID-19 yang disiapkan pemerintah kota itu, jika ada tambahan pasien akan dialihkan ke Fizz Hotel di Jalan Majapahit.

"Untuk pelaksanaan isolasi pasien COVID-19 tanpa gejala, kita memang sudah siapkan dua hotel tersebut dengan kapasitas masing-masing 40 tempat tidur," katanya.

Selain dua hotel tersebut, pemerintah kota juga telah membuka Wisma Nusantara sebagai pusat karantina bagi pekerja migran Indonesia (PMI) yang baru pulang, sebelum pulang ke rumah masing-masing.

"Jika dua hotel yang kita siapkan penuh, pasien COVID-19 tanpa gejala akan diarahkan ke wisma dan jika wisma penuh kita arahkan ke Asrama Haji di Jalan Lingkar Selatan," katanya.

Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Mataram I Nyoman Swandiasa sebelumnya mengatakan salah satu alasan kuat pembukaan RS darurat adalah untuk mencegah klaster keluarga.

Munculnya klaster keluarga selama ini dipicu karena pasien COVID-19 yang isolasi mandiri di rumah tidak memenuhi parameter yang dipersyaratkan dan masih banyak yang belum paham tentang isolasi mandiri.

"Isolasi mandiri bukan hanya tidak boleh keluar rumah, melainkan tidak boleh keluar kamar. Yang terjadi justru, pasien isolasi di rumah, tapi makan minum, bahkan nonton tetap kumpul dengan keluarga," ujarnya.