Banjir bandang, Kantor Polsek Monta Bima dan ribuan rumah tenggelam

id Banjir Bandang,Polsek Monta Bima

Banjir bandang, Kantor Polsek Monta Bima dan ribuan rumah tenggelam

Banjir Bandang melanda sejumlah kecamatan di Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat pada Jumat (2/4) sekitar pukul 17.30 WITA, akibatnya bangunan kantor Polsek Monta di Desa Sie tenggelam karena ketinggian air mencapai atap bangunan.

Bima (ANTARA) - Banjir Bandang melanda sejumlah kecamatan di Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat pada Jumat (2/4) sekitar pukul 17.30 WITA, akibatnya bangunan kantor Polsek Monta di Desa Sie tenggelam karena ketinggian air mencapai atap bangunan.

Ribuan rumah di tiga kecamatan di Kabupaten Bima tersebut diterjang banjir yaitu di Kecamatan Mada Pangga, Monta, Woha dan Kecamatan Bolo.

Menurut salah satu warga Desa Sie, Agil, banjir terjadi karena intensitas hujan tinggi sejak Kamis (1/4) kemarin sehingga debit air di Dam Pela Parado meluap dan menerjang empat kecamatan tersebut. 

"Intensitas hujan tinggi sehingga air meluap di Kecamatan Monta, Bolo, woha dan Madapangga. Namun yang paling parah di Monta dan Mada Pangga," ujarnya.

Dari pantauan media, banjir meluap di semua desa di tiga Kecamatan tersebut. Dampak dari banjir semua warga diungsikan ke wilayah terdekat yang lebih tinggi. 

Selain pemukiman warga, banjir juga menerjang lahan persawahan yang berada di bantaran sungai tiga kecamatan tersebut dan merendam bahkan menghanyutkan padi dan bawang yang belum dipanen. 

"Padi dan bawang habis dibawa air bah, ini banjir terbesar yang pernah terjadi," ungkapnya.

Tiga Jembatan di Kecamatan Mada Pangga Ambruk

Banjir yang diakibatkan oleh intensitas hujan yang cukup tinggi sejak Kamis (1/4) kemarin, juga mengakibatkan tiga jembatan di Kecamatan Mada Pangga Kabupaten Bima ambruk.

Kuatnya arus banjir kali ini merobohkan tiga jembatan sekaligus, yaitu jembatan penghubung antara Desa Rade dan Bolo, Jembatan di Desa Woro dan terakhir jembatan Desa Campa.

Tiga jembatan yang selama ini kokoh berdiri dan menjadi satu-satunya akses penghubung antara desa ambruk akibat derasnya arus banjir. 

Salah satu warga Desa Bolo, M Israrudin mengaku bahwa banjir kali ini yang sangat parah, warga tidak bisa beraktivitas ke sekolah dan berdagang akibat putusnya jembatan, petani pun banyak mengalami kerugian. 

Apa yang terjadi ini menyisakan kesedihan kepada warga yang terdampak, jembatan penghubung antara desa ambruk dan perekonomian terhenti serta desa-desa terdampak terisolasi. 

 Video-video banjir sejak semalam terus dibagikan oleh warga sehingga pemerintah dapat segera membantu warga yang terdampak. 

Sampai berita ini diturunkan, air masih meluap di pemukiman warga di empat kecamatan di Kabupaten Bima.