Wagub NTB meminta infrastruktur pabrik B3 di Sekotong dibenahi

id NTB,Wagub NTB Sitti Rohmi Djalilah,Limbah B3,Sekotong,Lombok Barat

Wagub NTB meminta infrastruktur pabrik B3 di Sekotong dibenahi

Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB), Hj Sitti Rohmi Djalilah. ANTARA/Nur Imansyah

Mataram (ANTARA) - Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat, Hj Sitti Rohmi Djalilah, meminta fasilitas dan infrastruktur pendukung kelancaran operasionalisasi Pengelolaan Limbah Bahan Beracun Berbahaya (B3) di Buwun Mas, Kecamatan Sekotong, Kabupaten Lombok Barat segera dibenahi.

"Sehingga pada Oktober 2021 operasional pabrik bekerja maksimal dan kontinyu," kata Sitti Rohmi Djalilah pada rapat operasionalisasi pengelolaan limbah B3 dan Pengelolaan TPA Kebon Kongok di Mataram, Rabu.

Ia menyatakan, tindak lanjut operasional insinerator limbah B3 harus didukung ketersedian jalan yang layak. "Paling tidak fasilitas jalan bisa dilakui truck pengangkut limbah B3," jelas Wagub NTB.

Begitupun ketersediaan pasokan listrik harus rampung dan lengkap. Termasuk jaringan telekomunikasi untuk kebutuhan internet.

"Walaupun saat ini sedang benahi, namun saya ingin memastikan bahwa pekerjaan itu on progres," ujarnya.

Untuk itu, sebuah pabrik harus didukung ketersediaan fasilitas yang memadai, sehingga dapat memperoleh inkam. Kemudian hasilnya untuk mendukung operasional dan penambahan fasilitas lain.

"Pastikan juga pemeliharaannya, jangan sampai macet di tengah jalan," tegas Rohmi.

Selain itu, Wagub NTB juga menyoroti persoalaan sampah, agar tetap berkoordinasi dengan kabupaten/kota.

Pengelolaan TPA Kebon Kongok, manajemen dan tatakelola terus dibenahi sehingga hasil berupa pelet dapat dimanfaatkan.

"Termasuk perencanaan yang matang kedepan," katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan NTB, Madani Mukarom, mengatakan selama ini sebagian besar limbah medis NTB diekspor ke Jawa dan menggunakan jasa pemusnah limbah medis di wilayah itu.

"Saat ini dapat mulai diolah di Buwun Mas," kata Dani.

Polanya adalah bekerjasama dengan para transporter yang telah memiliki kontrak kerjasama dengan Rumah Sakit (RS) dan Puskesmas (PKM) se NTB.

Transporter yang telah bekerjasama dengan RS dan PKM yang menyiapkan BBM Solar, untuk operasional. Karena pabrik di Lemer, dari 1 kilogram bahan baku limbah B3 membutuhkan 1/2 liter, dan menyerahkan biaya retribusinya Rp10 ribu dan Rp5 ribu untuk solar. Jadi tarifnya hanya Rp15 ribu.

"Sehingga bisa beroperasi," ucap pria yang biasa disapa Kang Dani ini.

Jauh lebih hemat dibanding kirim ke Jawa. Dari Bima dengan harga Rp62 ribu, sedangkan di lemer hanya Rp15 ribu. Sementara, biaya transportasinya di urus transporter.

"Jauh lebih efisiensi dan hemat," jelasnya.

Meski demikian, lanjutnya bahwa hal tersebut merupakan langkah awal, setidaknya tahun depan RS dan PKM didorong memiliki angkutan sendiri.

"Saat ini, limbah medis produksinya 4 ton perhari se NTB. Namun dimasa pandemi limbah medis ini hingga mencapai 5 ton," katanya.