Mataram (ANTARA) - Sebanyak 37 keluarga dievakuasi dari kawasan pesisir pantai Bagek Kembar di Kecamatan Sekarbela, Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, yang dalam beberapa hari terakhir menghadapi dampak cuaca ekstrem.
"Terpaksa kita evakuasi sebab rumah mereka berada dekat dengan bibir pantai sehingga terdampak gelombang pasang dan banjir rob," kata Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Mataram I Nyoman Swandiasa di Mataram, Senin.
Menurut laporan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Dinas Sosial Kota Mataram, ia mengatakan, keluarga-keluarga itu sudah dipindahkan ke tempat yang aman.
"Dinsos mulai hari ini membuka dapur umum untuk membantu pemenuhan kebutuhan korban gelombang pasang," katanya.
Selain itu, ia melanjutkan, petugas BPBD telah membuat tanggul darurat menggunakan karung berisi pasir guna mengurangi dampak banjir rob di kawasan pesisir Bagek Kembar.
Swandiasa mengatakan bahwa pemerintah kota sudah membahas langkah-langkah penanganan bencana serta pengurangan risiko bencana hidrometeorologi.
Wali Kota Mataram H Mohan Roliskana meminta semua organisasi perangkat daerah siaga melakukan penanganan dampak bencana menyusul hujan deras yang meliputi Kota Mataram dalam beberapa hari terakhir.
"Selain dampak luapan air sungai, juga dampak banjir rob. Pak Wali tadi juga turun langsung melihat kondisi luapan air Kali Ancar ke rumah penduduk di Kekalik Jaya," kata Swandiasa.
Menurut data BPBD Kota Mataram, pada Sabtu (4/12) gelombang pasang menerjang daerah Bintaro Jaya, Bugis, dan Pondok Perasi di Kelurahan Bintaro, lingkungan Bangsal di Kelurahan Banjar, lingkungan Bagek Kembar di Kelurahan Tanjung Karang, serta Penghulu Agung dan Pantai Gading.
Pemerintah kota mengimbau warga yang tinggal di daerah sempadan pantai untuk sementara mengungsi ke rumah kerabat guna menghindari dampak banjir rob.