Denpasar (ANTARA) - Anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Made Mangku Pastika mengajak generasi muda Bali agar berani menyuarakan sekaligus memiliki kesadaran untuk mengamalkan nilai-nilai Pancasila secara damai.
"Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, dan hal-hal yang berkaitan dengan ketatanegaraan, kehidupan berbangsa, bermasyarakat sejatinya digali dari nilai-nilai luhur nenek moyang kita," kata Pastika dalam acara Sosialisasi Empat Konsensus Berbangsa di Denpasar, Senin.
Sosialisasi Empat Konsensus Berbangsa yang bertajuk Nilai-Nilai Hindu yang Sejalan dengan Empat Konsensus Bangsa untuk Menjaga Kerukunan Antar Umat Beragama itu berlangsung di Aula Kampus Brahma Widya, Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar.
Selain Pastika, sosialisasi yang diikuti para dosen dan puluhan mahasiswa tersebut menghadirkan narasumber Kol TNI (Purn) Dr Drs I Wayan Suka Ardana Yasa, MFil,H dan Dr Drs I Made Girinata MAg. Menurut dia, nilai-nilai luhur itu juga telah disampaikan oleh Bung Karno, Moh Yamin dan para founding father (bapak pendiri bangsa) lainnya.
"Nilai-nilai yang sifatnya universal itulah yang menjiwai Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, dan tata cara kehidupan kita berbangsa dan bernegara seperti semangat gotong-royong, musyawarah mufakat, persatuan, keadilan, ke-Tuhanan dan sebagainya," ucap Pastika yang juga anggota DPD RI itu.
Pastika menambahkan, apa yang disampaikan para "founding father" itu sebenarnya sejalan dengan nilai-nilai yang ada pada ajaran Hindu yang disebut dengan Sanatana Dharma yaitu kebenaran abadi. "Itu sifatnya universal, tidak berbicara soal agama, kepercayaan tertentu tetapi sifatnya universal. Inilah yang menyatukan kita sebagai bangsa Indonesia," kata mantan Gubernur Bali dua periode ini.
Oleh karena itu, lanjut Pastika, apa yang telah disampaikan para pendiri bangsa perlu dipahami dan disadari para generasi muda dan bisa menerapkan nilai-nilai luhur untuk hidup dalam damai, tidak ada diskriminasi.
"Karena pada prinsipnya kita semua sama, itulah universal. Jadi penting praktekkan nilai-nilai Hindu yang universal, scientific (ilmiah), logis dan fleksibel. Karena Hindu adalah kebenaran yang abadi-sanatana dharma," ucapnya.
Baca juga: Tidak ada keharusan menghidupkan PPHN
Baca juga: Ketua MPR Bamsoet apresiasi terbitnya buku 'NKRI Harga Mati'
Mantan Kapolda Bali itu pun mengingatkan dalam menghadapi tantangan ke depan, tidak cukup hanya menghapal Pancasila. Tetapi, generasi muda harus berani mengemukakan pendapat dan berani bergerak, serta berani menyuarakan damai dengan nilai-nilai Pancasila itu. "Siapa yang bisa mendengar apa yang kita inginkan, kalau kita tidak mau ngomong? Itulah mengapa saat saya menjadi Gubernur Bali, saya menyediakan Podium Bali Bebas Bicara Apa Saja (PB3AS) supaya orang Bali berani ngomong," kata Pastika.
Sementara itu, narasumber Kol TNI (Purn) Dr Drs I Wayan Suka Ardana Yasa, MFil,H. pada kesempatan tersebut menyampaikan tentang nilai-nilai ke-Tuhanan, kemanusiaan, persatuan, musyawarah dan kerakyatan. "Kita punya kearifan lokal dan religiusitas. Hindu sangat jelas dengan ajaran tat twam asi-nya. Dan dalam kehidupan terjalin saling bahu membahu, bergotong royong," ujarnya. Sementara Dr Drs I Made Girinata,M.Ag yang juga selaku narasumber mengingatkan ancaman disintegrasi bangsa karena krisis moral (agama) sehingga mudah terprovokasi.