Jakarta (ANTARA) - PT Bank Mandiri Tbk. (Persero) optimistis kinerja perseroan tetap stabil di tahun 2023 meski di tengah maraknya risiko dan ketidakpastian global, serta normalisasi kebijakan domestik. "Optimisme tersebut seiring dengan berbagai inisiatif dan modal infrastruktur yang kami miliki. Di tahun 2022 kinerja Bank Mandiri juga akan terus membaik," kata Direktur Treasury & International Banking Bank Mandiri Panji Irawan dalam acara Media Gathering and Presentasi Macroeconomic Outlook secara daring di Jakarta, Selasa.
Ia menyebutkan salah satu inisiatif yang dimiliki Bank Mandiri adalah terus melanjutkan transformasi digital dengan meningkatkan transaksi wholesale atau grosir dan ritel melalui perluasan ekosistem digital. Langkah tersebut antara lain dilakukan dengan memaksimalkan layanan digital Livin’ by Mandiri untuk nasabah ritel serta Kopra by Mandiri untuk nasabah wholesale.
Sementara, ucap Panji, modal infrastruktur yang dimiliki perbankan berlogo pita emas tersebut adalah antara lain kinerja keuangan yang menorehkan hasil sangat baik di kuartal II-2022, yakni total aset tumbuh 13 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu (year-on-year/yoy) dengan kualitas yang terjaga.
Kenaikan itu tentunya diikuti oleh peningkatan penyaluran kredit yang tumbuh 12,2 persen (yoy). Dana Pihak Ketiga (DPK) perseroan pun meningkat signifikan sebesar 12,8 persen (yoy) atau lebih tinggi dibandingkan rata-rata industri perbankan yang sebesar 9,1 persen (yoy).
Dirinya menjelaskan memasuki triwulan ketiga tahun ini, tantangan global terlihat semakin besar yang meliputi gejolak ekonomi dan geopolitik dunia yang berdampak pada ekspektasi stagflasi kepada negara-negara maju.
Baca juga: Bank Indonesia Bantu Ponpes Darul Yatama Wal Masakin Jerowaru Lotim
Baca juga: BSI tempuh jalan berliku kembangkan bank syariah di Indonesia
Kondisi ini pun membuat beberapa negara maju seperti Amerika Serikat (AS) mengeluarkan kebijakan kontraktif dengan mendorong penguatan dolar AS terhadap nilai tukar negara di dunia. “Namun yang menarik, pelemahan nilai tukar terdalam justru dihadapi oleh negara-negara maju dibandingkan negara berkembang, termasuk Indonesia," ungkapnya.
Berita Terkait
Bank Mandiri sebutkan kebijakan hapus utang sejalan komitmen perseroan
Kamis, 7 November 2024 6:21
Garuda-Bank Mandiri sinergi tingkatkan kunjungan wisata
Sabtu, 26 Oktober 2024 4:11
Bank Mandiri Taspen bedah rumah pensiunan di Mataram
Rabu, 23 Oktober 2024 12:24
Bank Mandiri menggencarkan kampanye pemprosesan data pribadi
Kamis, 17 Oktober 2024 19:52
Pj Bupati Lombok Timur apresiasi peran ponpes dalam majukan pendidikan
Rabu, 16 Oktober 2024 20:42
Ratusan pembalap sepeda adu cepat di Grand Wisata Bekasi
Senin, 7 Oktober 2024 6:35
Bank Mandiri relaunching Mandiri MyPertamina Card di MotoGP Mandalika
Sabtu, 28 September 2024 21:38
Ekonom: Risiko ekonomi RI jika Trump menang Pemilu AS
Kamis, 26 September 2024 18:31